Percaya tak percaya pada
ramalan
“jangan pernah menangis karena sesuatu telah
berakhir tapi tersenyumlah karena semua itu pernah terjadi” bagiku kata-kata itu Cuma
sekedar tulisan, bagaimana tidak, mana
mungkin seseorang yang telah putus hubungan bisa tersenyum karna semua itu
pernah terjadi, apa sesuatu itu tak meninggalkan luka? Fiksi,,,, itu satu kata
yang bisa ku ucapkan untuk kata-kata itu.
“bik, aku mau pergi dulu nanti kalau mama cari bibik bilang aja aku
kerumah kinan” kataku
“baik non” jawab wanita paruh baya itu, bik iyem adalah pembantu
rumah tangga dirumah kami sejak aku belum lahir, dia sudah seperti keluarga
bagiku.
Aku pergi kerumah
kinan yang hanya berjarak 10 meter dari rumahku dengan sepeda, aku selalu main
kerumah kinan kapanpun aku mau, entah pagi, siang atau sore orang tua kami
sangat dekat jadi mereka selalu mengizinkan aku kalau mau kerumah kinan.
“ngapain cemberut gitu baca majalah?” tanyaku
“ih.. kamu kok masuk rumah orang gak permisi dulu sih, gak sopan
tahu”
“biasanya juga gitu, tumben sewot, efek baca majalah ya? kalau gitu
aku was was main kesini kalau kamu lagi baca majalah tar kena semprot lagi”
“lagi gak enak hati, abis ramalan bintang buat zodiak ku bulan ini
lagi gak bagus”
“masih percaya aja sama zodiak, itu cuman buatan manusia dan gak
bisa dipertanggung jawabkan, ngapain dipercaya”
“tapi itu selalu kejadian dihidup aku, jadi aku percaya ramalan
bintang itu”
“kalau aku sih enggak, kaya anak kecil aja masih bisa dibohongin
dengan tulisan kaya gitu, kekanak-kanakan tahu, nan”
“kalau kamu gak percaya ya udah yang penting aku percaya” jawabnya
Ramalan bintang, zodiak, shio apa
hal semacam itu dapat dipertanggung jawabkan? Bukankah itu hanya buatan
manusia? hal-hal kaya gitu kekanakan. Banyak orang mengelu-ngelukan zodiak,
shio dan apalah itu. bulan baiklah bulan buruklah bukankah semua bulan itu
baik. Aku masih tak percaya dengan yang namanya zodiak bagiku hal-hal seperti
itu tak penting karna hanya dibuat oleh orang yang sok tahu.
Sejak sebulan yang
lalu aku dekat dengan ciko dia kakak kelasku di sekolah, dia sangat perhatian
padaku, aku menyukai caranya mendekatiku elegan dan tak terkesan lebay dan
membosankan. Hari ini aku pulang sekolah bersama dengannya cerita-cerita romantis
di awal hubungan kami begitu mengesankan dan kami resmi pacaran saat jam
istirahat ke-2 tadi, ini pertama kalinya dia mengantarku dengan predikat
pacarku, sebenernya gak jauh beda saat kami pendekatan dia masih tetap hangat
dan romantis, perhatian juga selalu melekat didirinya karna itu ciri khasnya.
Sore itu aku
menunggu kinan di bangku taman karena kami janjian untuk pergi ke mall, disampingku duduk aku melihat sebuah buku
yang tergeletak terlihat tua, antik tapi juga kusam, siapa yang meninggalkan
buku ditempat seperti itu? aku ambil buku itu karena takut seseorang
membuangnya ketempat sampah karena sampulnya yang sudah tak berbentuk.
Beberapa menit kemudian kinan datang.
“sasya, maaf ya telat, kamu udah lama ya?”
“gak lama kok, baru aja” aku menjawab dan menyembunyikan buku yang
ku temukan, setelah itu kami berdua kemall sesuai kesepakatan janji kami.
Sepulangnya dari
mall aku menuju kamarku, dan aku mengingat buku yang kutemukan tadi, karena
tidak ada kerjaan aku buka buku itu dan kubaca. Waw ternyata saat kubaca isi
buku itu seperti sejenis dengan buku ramalan bintang tapi berbeda dibuku ini
tidak terdapat nama-nama zodiaknya, tampilannya sih seperti buku harian, kubaca
satu halaman buku itu hari ini, isinya juga seperti buku harian yang isinya
‘seseorang terserempet sepeda motor oleh murid baru dan mendapat luka-luka
kecil’
Keesokan harinya
aku berjalan dari gerbang untuk kekelas dan saat melewati parkiran aku
terserempet motor oleh seseorang yang terlihat asing bagiku walaupun aku tak
terluka serius dan hanya lecet-lecet anak laki-laki itu mengantarku ke UKS.
“kamu gak papa? Aku minta maaf banget itu gak sengaja”
“gak papa kok Cuma lecet-lecet aja”
“aku anter ke UKS ya?”
“iya”
“iya”
Dia memapahku ke UKS karena lututku berdarah dan aku masih sedikit
syok atas kejadian tadi sampai-sampai badanku lemas dan tak bisa berdiri
sendiri. Kinan yang mendengar aku terserempet motor langsung ke UKS
menjengukku.
“sya, kamu gak papa, mana yang sakit, gak ada patah tulangkan?”
tanyanya dengan panik
“gak papa kok Cuma lecet-lecet ples syok aja” jawabku
“ohya kamu anak baru ya kok gak pernah lihat?” aku malah penasaran
pada laki-laki yang menabrakku tadi malah perhatian kinan tak kuperdulikan.
“iya aku baru pindah hari ini” jawab laki-laki itu
“kelas apa?”
“kelas 2 IPA 2, namaku kenzo”
“berarti satu kelas dong sama kita”
“benarkah, salam kenal”
“iya, salam kenal juga”
“maaf ya cara kenalan kita kaya gini”
“gak papa kok”
Sesampainya dirumah mama panik
melihat penampilanku seperti ini, sampai-sampai memanggil dokter keluarga kami
untuk memeriksaku, aku juga gak dibolehin masuk sekolah besok kata mama disuruh
istirahat dulu. Aku membaca-baca lagi buku antik itu, aku membaca lembar kedua lanjutan
dari halaman yang kubaca kemarin yang isinya ‘seseorang bertengkar dengan pacarnya, dengan sebab yang sangat
sepele’
Malam harinya ciko menelfonku dia
marah-marah karena aku tidak mengabarinya saat aku terserempet motor, dan dia
marah karna mendengar itu bukan dari mulutku melainkan dari kinan. Pacarku
malah marah-marah disaat aku merasa sakit, itu seperti memberi garam pada luka,
seharusnya kan dia mengkhawatirkanku dan memperhatikanku bukan marah-marah tak
jelas dengan hal sepele seperti itu. Dulunya ramalan-ramalan itu ku anggap hal
mustahil tapi kenapa aku jadi sedikit percaya pada ramalan karena kejadian
akhir-akhir ini.
Setelah aku masuk
sekolah aku bertemu dengan kinan aku menceritakan masalah yang ku alami
padanya.
“nan, aku merasa bingung ples percaya gak percaya, beberapa hari
yang lalu aku nemu buku antik dan isi buku itu persis terjadi padaku setelah
aku membacanya bahkan gak Cuma sekali tapi udah kedua kalinya nan”
“yang bener, berarti semacam buku ramalan masa depan ya? Wow
mengagumkan”
“iya sih tapi kedua-duanya Cuma kejadian buruk, aku gak mau baca
lagi, entar kena sial lagi”
“baca lagi aja siapa tahu ada kejadian yang bagus”
“menurut kamu gitu ya?”
“iya”
Aku membaca buku itu lagi dan isinya
‘seseorang akan putus dengan pacarnya dan mendapat seorang pengganti yang lebih
baik’ apa itu juga akan terjadi denganku? tapi apa alasannya kami akan putus,
aku masih ingin tak percaya dengan buku itu.
Keesokan harinya ciko minta putus
denganku dengan alasan kami tidak cocok, kenapa dia memintaku menjadi pacarnya
kalau kami tidak cocok, apa itu Cuma alasannya saja agar bisa putus denganku,
apa nanti aku akan mendapat pengganti ciko seperti yang dituliskan dibuku itu,
entahlah aku masih menunggu hal itu menjadi nyata atau tidak.
“hai, kamu udah gak papa?” tanya laki-laki itu
“ kenzo?”
“iya ini aku kenzo, yang nyerempet kamu waktu itu, kan kita
sekelas, kemarin kayaknya kamu sibuk jadi aku gak berani nyapa”
“oh iya, kemaren gak sibuk kok, lagi asyik cerita aja ke kinan,
sebenernya gak papa kali kalo Cuma mau nyapa”
“oh gitu ya, aku boleh gak minta nomor hape kamu?”
“boleh, catet ya 085********8”
“makasih”
Dua minggu dia pedekate padaku dan
kami resmi pacaran kemarin, buku itu benar terjadi, aku masih heran itu
kebetulan atau apa, lalu sorenya aku menceritakan buku itu pada kenzo, dan dia
menyarankan untuk mengembalikan buku itu ditempat aku menemukannya, aku juga
menyetujui sarannya itu.
“beib, aku dulu nemu buku dan setiap aku selesai baca buku itu aku pati ngalamin persis yang
diceritain buku itu, bahkan pertemuan pertama kita itu juga tertulis dibuku
itu”
“ yang bener, apa itu gak Cuma kebetulan aja?”
“enggak soalnya udah ketiga kalinya beib, terus aku harus gimana?”
“sebaiknya kamu balikin aja takutnya nanti malah jadi musyrik karna
udah percaya buku itu”
“iya sih, aku juga udah mikir gitu dari kemaren-kemaren jadi aku
tanya pendapat kamu”
“yaudah nanti aku temenin balikin bukunya”
“ya udah, akasih”
“gak usah makasih, kan sama pacar sendiri”
“iya, sayang”
Sorenya aku dan
kenzo ketaman tempat aku menemukan buku itu, dan aku meletakkan buku itu di
bangku taman, semoga aja ada orang yang menemukan buku itu dan bermanfaat buat
orang itu, setelah aku mengembalikan buku itu aku penasaran bagaimana
kelanjutan hubungan kami nantinya, tapi aku tidak ingin mendahului kehendak
takdir Cuma karena buku itu, tapi untuk saat ini hubungan ku dan kenzo sangat
baik semoga akan terus begitu, walaupun jika kami putus nantinya aku berharap
hubungan kami juga masih akan tetap baik, itu yang selalu kuharapkan pada suatu
hubungan, aku hanya mampu menunggu sang waktu akan menuntun kami pada kehendak
apa nantinya.
Cinta itu
pengorbanan, menunggu adalah hal biasa pada suatu hubungan, namun menunggu yang
sangat dibenci banyak orang malah selalu dilakukan karna rasa ingin memiliki.
Bahkan terkadang saat seseorang tahu tak akan pernah bisa memilikinya ia masih
tetap setia menunggu. Ada orang yang peka namun banyak juga orang yang tak peka
padahal sebenarnya ada seseorang yang mengaguminya namun ia selalu merasa tak
ada yang mengaguminya dan merasa dialah sang pengagum, sehingga ada yang
namanya pengagum sang pengagum. seharusnya ia telah mendapat cinta yang
diinginkan, namun karna ego yang terlalu besar mereka malah saling mengagumi
satu sama lain tanpa ada yang tahu perasaan satu sama lain.
Cinta kalau
dipikir secara sekilas sangat sederhana namun jika didalami cinta itu sangat
rumit, hati dan pola pikirlah yang memperumitnya, semakin jauh memikirkannya
pertanyaan tentang siapa yang menemukan istilah cinta menjadi muncul. Cinta...
berapa banyak lagi arti tentang cinta. Entahlah... tapi yang pasti cinta
didapat karna nasib dan pegorbanan orang yang menginginkannya.
THE END
Karya shela damayanti