Cerita cinta masa itu mengalir bersama hujan
Masa SMA
Saat aku mendengar rintik-rintik air
hujan itu menetes, aku merasa kebahagiaan ku ikut menetes seiring menetesnya tetesan
air yang membasahi rumahku, saat itu pula, aku merasa kembali pada memori masa
laluku di SMA, tapi kini, aku tak bisa mengulang saat-saat itu lagi, aku harus sadar
aku sudah menjadi mahasiswa salah satu Universitas di Bandung, masa SMA ku
tidak ada di Bandung, tapi SMA ku dulu ada
di Solo, dulu aku mengira berada di Universitas akan jauh lebih baik dibandingkan
berada di masa SMA, tapi aku salah, sekarang
aku seperti ingin kembali kemasa lalu, bersama
kisah cintaku yang terasa indah, kisah cinta yang telah kujalin susah payah di
masa SMA berakhir sia-sia karna aku harus melanjutkan study di Universitas ini.
2010 lalu...
Masa SMA
ini sebenarnya ku lalui bukan dari awal yang indah, tapi lebih tepatnya banyak
kesialan yang kujalani sebelum aku mendapat kisah-kisah cinta yang indah itu.
Aku akan
memulai ceritaku dari awal-awal masuk SMA, saat masa MOS aku sedikit gugup, aku
tidak tahu apa yang harus ku perbuat di mos nanti, saat itu aku melihat banyak
siswa baru disana dan yang lebih parahnya aku tak mengenal satu orang pun di
kerumunan orang-orang itu, dalam sudut pandang yang lain orang yang kucintai muncul di
antara mereka tapi bukan kerumunan anak
yang satu angkatan denganku melainkan diantara kerumunan para senior ku saat masa
mos, aku cukup gila memikirkan itu, entah aku terlalu PD atau apa, tapi aku
merasa dia menaruh perhatian yang berbeda pada ku, AISH.. bodohnya aku berfikiran
seperti itu.
Saat aku membeli sesuatu di mini market
milik sekolah aku berada satu ruangan dengannya aku merasa gugup dan salah
tingkah saat itu sampai kata-katanya yang ku dengar “pelan pelan, Jangan gugup
gitu dek santai aja” “pagi” “terima kasih”
sederet kata-kata sederhana itu
membuatku tak bisa melupakannya, apa lagi kata-kata itu diucapkan
dengan senyuman manis yang membuatku meleleh seketika, walau hanya mengingatnya
saja hati ini langsung mekar.
Apakah
kalian semua tau? Sebenarnya itu bukan kisah cinta indah yang kumaksud. Benar
kata orang cinta pertama bukan berarti pacar pertama dan pacar pertama bukan berarti cinta pertama, karena cinta pertamaku tak pernah terikat oleh hubungan
yang istimewa. Kisah indah itu berawal dari semester dua saat aku di kelas dua. Emh.. Sebenarnya kisah cinta yang indah itu
kini menjadi pahit dan aku tak mau menceritakan nya, tapi aku tak ingin
menyimpan semua luka ini sendiri dan aku ingin membagi semua ceritaku.
Dia
muncul ketika aku berada dalam satu bis dengannya, dia seperti tipikal laki-laki
yang baik dan sopan pada wanita termasuk padaku, tapi saat itu aku tak
memperdulikannya, entahlah.. saat itu aku benar-benar tak memperdulikannya,
masa bodoh, bersikap biasa seperti orang yang tak saling mengenal karna itulah
kondisi yang sebenarnya, tapi 5 hari berturut-turut aku bertemu dengannya, dan
anehnya kami dalam situasi dan kondisi yang sama latarnya pun sama
sampai-sampai aku tak bisa membedakan ini rekayasa atau kebetulan semata, atau
dia penasaran denganku? HUH aku tak mau pusing memikirkannya aku takut nanti
aku malah jadi kepedean. Menurutku sorot matanya semakin berbeda dari pertama
kali aku melihatnya, aku tak tau apa yang ada dalam fikirannya raut wajahnya begitu ceria bertemu denganku.
Aku
tak tahu anak dari sekolah elit seperti dia bisa tertarik padaku, atau aku yang
begitu PD dengan hal yang salah.
“Hai” Sapaan itu
baru terdengar setelah 5 kali pertemuan kami yang tak begitu asing bagiku, tapi
itu masih sedikit canggung untuk diucapkan, aku tak begitu heran mendengar ia menyapaku, setelah
kejadian yang lalu aku memergokinya beberapa kali mencuri-curi pandang.
“Oh .. Hai juga” ucapku singkat menanggapinya.
“Boleh gak kalau kita kenalan”
“aku
Ern, Ohh.. maaf aku sudah mau turun, mungkin lain kali kalau kita ketemu lagi
bisa kenalan lebih lanjut, sekali lagi maaf”
“Emh iya gak papa kok”
Kemudian
aku turun dari bus dengan membawa kebingungan bersamaku, entahlah aku tak mau
memikirkannya lagi dan aku menyerahkan semua pada takdir, karna takdir yang akan menuntunku nanti,
Hari
berikutnya berlalu dan tak kusangka hal yang ku serahkan pada takdir kini
membuat ku bisa bertemu dengan laki-laki itu lagi hari ini, tapi dengan latar
yang berbeda bukan seperti pada tempat sebelumnya, aku bertemu dengannya di
sebuah restoran di MOL untuk pertama kalinya saat itu aku sedang makan bersama
temanku dan di sana dia juga sedang makan dengan temannya, HUH tak ku sangka
dia melihatku dan menawarkan pindah bangku lain yang hanya akan di tempati kami
berdua, dia banyak bertanya-tanya tentangku
dan membuka banyak obrolan yang berisi jawaban dengan panjang lebar, dia bahkan
ia meminta nomer HP ku, tapi pembicaraan kami harus berakhir mengingat hari
sudah mulai malam.
Aku
tak tahu bagaimana lanjutannya begitu cepat dan rumit untuk dijelaskan
yang jelas aku ERN VISCA PUTRI sudah menjadi
pacar ZRIAL ALAZXIF saat ini, emh.. hari hariku saat ini lebih berwarna saat
aku di sampingnya, dia adalah orang
kedua yang mampu mengobati sakit hatiku, begitu banyak sikap romantis yang ia tunjukkan padaku,
kami sering makan berdua, jalan-jalan, hiking, dan hal-hal yang susah untuk ku
lupakan sampai kapanpun.
“Hai, Ern Dear lagi apa? “ ucapnya dalam telpon
“Lagi.. lagi mikirin kamu..” ujarku dengan sedikit nada bercanda
“Beneran? Bukannya mikirin cowok lain?” itu terdengar menuduh bagiku aku sedikit
tersinggung dengan ucapannya itu.
“Apa? Hah aku tuh tadi baik-baikin kamu loh,
malah kamunya nuduh aku kaya gitu” ucapku kesal
“jangan marah dong aku cuma bercanda tau”
“Tau ah” ucapanku sebelum aku memutus telepon darinya
Keesokan harinya hujan
menyambutku dari tidur lelap, aku ingin terus tidur saat itu karna pagi itu terasa
begitu dingin dan aku malas pergi kesekolah tapi telepon dari Zrial membuatku
harus terbangun dari tidurku dia marah-marah karna aku malas bersekolah pagi
itu, dia akan menjemputku agar aku bisa sampai kesekolah, alias gak bolos.
“Aku males” ucapku pada diri sendiri.
“Hai, yank kok cepet banget sampeknya?” tanyaku saat melihatnya sudah di depan
pintu rumah.
“Nggak
usah dipikirin, ayo berangkat” ujarnya
*
* *
Hari
kelulusan
2013
Hari kelulusan akan segera datang
dan ibuku mendaftarkanku ke Universitas di Bandung tapi bagaimana dengan Zrial?
Saat kelulusan itu sudah didepan
mata, aku menceritakan tentang kelanjutan sekolahku yang akan berjauhan
dengannya, betapa susahnya aku untuk menceritakannya tanpa air mata yang
menetes, tapi aku sudah cukup lama mengumpulkan keberanian, dan saat itulah hal
yang tak ku sangka terugkap, Zrial benar-benar ikhlas melepas hubungan kami
demi kebahagiaan satu belah pihak, walau aku hancur tapi aku tahu dia yang
lebih hancur saat itu, begitu besar penyesalan yang kutinggalkan sebagai
memori, yang mungkin memberi virus pada memori yang indah, aku tak sanggup
menahan tangis saat mengingat bahwa aku memberi seperangkat kekecewaan dan luka
disaat-saat terakhir kali bersama dengan Zrial sebagai kekasihnya.
Hujan ia datang untuk mengantar
dan memberikan ucapan selamat jalan padaku, aku seperti mendengar tangisnya
saat pergi meninggalkan tempat biasanya aku bercerita tentang keluh kesahku,
aku juga mendengar tangis Zrial dibalik tangisan hujan kala itu, matanya begitu
sayu ia tak seperti orang yang ku kenal aku semakin berat meninggalkannya, aku
semakin tak bisa menahan isak tangisku.
*
* *
Masa
kuliah
2014
Hampir 2 semester aku berada di universitas ini tapi
aku belum bisa melupakan Zrial dan belum bisa membuka hati pada orang lain.
Pagi itu aku menjalani aktivitas
ku seperti biasa bermalas-malasan menghadiri mata kuliah yang sedikit aku benci
yaitu MYOB.
Saat aku
melewati lorong kampus anak-anak berlarian menuju lapangan basket “kenapa sih
kok pada lari gitu? Apa ada yang lagi tanding basket?” tanya ku dalam hati.
Aku mengikuti anak-anak lain karena penasaran apa yang mereka mau lihat saat
itu sampai-sampai mereka sangat antusias.
Dan
ternyata mereka mengerumuni laki-laki yang baru pertama kali aku lihat.
“Siapa
dia? Mengapa anak-anak lain mengerumuninya? Apa ada yang aneh dengan nya? Atau
apa?” aku semakin
bingung olehnya
Aneh anak
itu malah menghampiriku ada apa ini aku bahkan tak mengenalnya.
“Ayo” ucapnya, aku tak menghiraukannya karna
aku tak merasa ia berbicara padaku karna aku merasa kami belum saling kenal
mengapa dia harus berbicara padaku? Tapi dia tiba tiba menarik tangan ku.
“ Hei
kenapa kamu menarikku? Apa kita saling mengenal? Apa kamu ada perlu denganku?” ucapan ku yang tak di respon sama sekali
oleh nya ia hanya tersenyum saat aku bertanya.
“hei..!!!” kucapanku semakin mengeras
“Kita
sudah sampai” Ucapnya semakin membingungkanku
Aku baru
sadar ternyata dia mengajakku ketaman tapi aku masih bingung mengapa dia
mengajakku ketaman?
“Apa
maksud kamu ngajak aku kesini?”
“Kamu
masih belum inget sama aku?”
“Maksud
kamu kita saling kenal? Tapi kayaknya aku baru pertama kali lihat kamu?”
“Kamu lupa
ya? Aku Fano dulu kita kenalan waktu SMP pas sekolah kita
ngadain acara bareng.”
“Fano..Fano..Oh
Fano vadrian?”
“iya,
akhirnya kamu inget juga”
“Lama gak
ketemu sampek pangling, kamu beda banget jadi tambah ganteng tambah keliatan
dewasa gak nyangka ini kamu”
“makasih,
kamu juga tambah cantik”
“kamu
kenapa disini? Ini kebetulan atau apa?”
“mungkin ini kebetulan, rencananya aku bakal pindah di
Universitas ini”
*
* *
Masa
SMP lalu
Sekarang apa lagi takdirku? Semua
ini seperti teka-teki sedikit demi sedikit terbuka dan ku ketahui, kadang aku
penasaran apa lagi yang akan ku tahu, tapi kadang aku juga bosan mengapa harus ada
yang seperti teka-teki? Takdir yang selalu kupercaya membuat ku bingung lagi,
apa mungkin takdir mempermainkan perasaan ku, atau menguji seberapa mampukah
aku menghadapi semua masalah. Ada kalanya seseorang datang tapi bisa saja ia
pergi saat kita sudah bergantung padanya, kata dan tindakan perpisahan itu yang
paling ku benci. Hari ini seseorang yang dulu pergi tlah datang kembali aku
takut bila aku dekat dengannya aku bisa terluka lagi saat dia pergi untuk yang
kedua kalinya.
Seperti yang kurasakan saat itu,
menyakitkan, dan tak terlupakan, dimana aku bergantung pada senyuman seseorang
tapi aku tak bisa mendekatinya, bertahun-tahun aku diam tapi perpisahan malah
menjadi akhir kisah itu, walau aku bisa bertemu dengannya tapi itu tidak
seperti dulu aku bahkan tidak pernah lagi melihat senyumnya, itu yang lebih menyakitkan.
Ada kisah bahagia, ada kisah
menyakitkan dan ada kisah mengharukan itulah cinta satu kata yang mampu
mewakili ratusan kata didalamnya.
2008 lalu...
Pagi itu aku berangkat dengan hati yang
sedikit ragu apa dia nanti akan sadar bahwa aku mencintainya tapi itu tak
mungkin karna sekarang jarak memisahkan kami, aku bingung mengapa aku selalu
bertepuk sebelah tangan ketika mencintai seseorang.
Pagi itu SMP Sinar mengadakan kegiatan di luar sekolah
dengan SMP Cahaya, kata kawan-kawan ku sekolah yang
terkenal banyak siswanya yang keren dan ganteng tapi menurutku sekolah itu
biasa saja mungkin karna SMK Cahaya memiliki siswa laki-laki lebih banyak dari
pada siswa perempuan, maka mereka melebih lebih kannya.
“Pagi sa” ucapku, setiap pagi aku selalu menyapa
teman-temanku sampai-sampai mereka menjulukiku miss friendly waktu SMP.
“Pagi juga, kok kamu gak semangat gini sih kan
kita ada acara bareng SMP Cahaya, banyak cowok gantengnya loh” ucapnya menggodaku tapi sayang aku masih
tak peduli
“emang
kalau banyak yang ganteng dan keren kenapa? Apa coba hubungannya sama aku?”
“Tau ah ngobrolin cowok sama kamu tuh gak
yambung tau nggak,”
“Kok ngambek gitu sih biasa aja kali” ucapku sinis
Sebenarnya saat itu aku sedikit tertarik
pada acara ini, tapi apa yang membuat sekolah kami mengadakan acara bersama,
beribu pertanyan menghampiri otakku.
“Ern, ada cowok ganteng tuh ,kayaknya jalan kesini deh,” prisa
mencoba menggodaku
“Apa sih Sa, bisa aja dia cuma mau lewatkan
gak usah gitu juga kali setiap orang lewat sini kamu bilang mau nyamperin kita,
jangan ke’PD’an deh” Ucapku menyanggahnya
“enggak deh kayaknya, tukan dia bener-bener
kesini” dan ternyata
dia dan temannya benar-benar menghanpiri kami dia berdiri tepat didepanku, dengan
senyum manisnya aku tahu dia orang yang baik dan ramah.
“Ada apa?” tanyaku polos,
Saat itu aku mendengar salah satu
temannya menyuruhnya mendekat, tapi aku tak tau menyuruhnya mendekati siapa
“Hai,” ucapnya singkat,
aku tak merasa ke’PD’an tapi dia benar-benar seperti berbicara padaku.
“Hei, Ern kamu kenapa sih ditanya kok gak dijawab”
kata sahabatku itu.
“Hah,
aku?” kataku sembari menunjuk diriku sendiri, aku masih bingung saat itu,
aku tak menyangka dia benar-benar menyapaku
“Iya kamu, Bo..bo..boleh kenalan gak” ucapnya gugup sembari mengulurkan
tangannya, mungkin dia gugup karna teman-temannya yang menyuruhnya berkenalan
denganku.
“Oh boleh kok, aku ERN VISCA PUTRI, kamu?” tanyaku balik
“A..a..a..aku FANO VADRIAN”
“Jangan gugup gitu aku gak suka gigit orang
kok” ucapku
“Iya, oh ya nantikan jalan santai aku boleh
ngobrol sama kamu gak selama perjalanan” tukasnya
“Emh, boleh”
Kami berbincang-bincang selama perjalanan
dia menanyakan kesukaanku, alamat rumah, dan nomor teleponku, kami menjadi
sangat akrab saat itu, karna dia nyambung ngobrol denganku dan membuatku nyaman
didekatnya aku sedikit tertarik padanya, tapi entah luka di hatiku ini masih
belum terobati mungkin belum mampu menerima cinta yang baru
Satu
bulan tlah berlalu
aku merasa heran saat itu baru satu bulan
aku dekat dengannya dia sudah mampu menutup luka hati ini karna cinta pertama ku yang tidak kesampaian, dengan cinta yang baru, dia begitu serius
mendekatiku dan aku merasa tersanjung dengan sikap pantang menyerahnya itu,
tapi aku juga takut cinta ini begitu singkat seperti singkatnya pertemuan kami
waktu itu.
*
* *
Masa
kuliah
2014
Begitu
banyak cerita cinta dihidupku, dari yang membahagiakan dan menyakitkan karena
hanya bisa memendamnya, bahagia tlah bisa bersamanya, dan rasa sakit telah
kehilangannya. Cuplikan cerita cinta diatas hanya menjadi memori yang tersimpan
dihatiku, tak satupun diantara mereka yang datang lagi dihidupku, kecuali dia
yang telah menjadi cinta pertamaku. tiba-tiba dia muncul membawa nama masa lalu
yang telah terukhir dihatiku, meski aku hanya ingin mempersejarahkannya
dihatiku, tapi cinta kedua pada orang yang sama telah muncul kurasakan.
Deka
muncul lagi didepanku setelah lebih dari 4 tahun kami tak pernah bertemu
sekalipun, rasa cinta itu seperti datang menemuiku lagi, begitu banyak yang
telah berubah darinya terutama perasaannya padaku, aku tersentak tak percaya
saat dia mengatakan “aku suka sama kamu, aku merasa kehilangan kamu banget
setelah perpisahan kita, aku sadar aku suka sama kamu setelah kamu pergi aku
merasa kehilangan kamu Ern” padaku, aku bisa merasakan rasa cinta itu juga
muncul lagi dihatiku, bergejolak melebihi waktu itu saat ia menjadi cinta
pertamaku, apa dia cinta pertama yang menjadi cinta sejatiku? Semoga itu benar.
Cinta
dan takdir tak akan pernah terpisahkan, walau kita berpetualang mencari cinta
yang cocok, tapi jika takdir telah memilih pada cinta pertama maka cinta itu
akan berubah menjadi cinta sejati, jadi jangan memperburuk hubungan dengan
seseorang dimasa lalu, lapang dadalah jika ia memilih untuk pergi karna jika ia
cinta sejati maka ia akan segera kembali pada kita.
THE END
0 komentar:
Posting Komentar