Senin, 07 Desember 2015

Aku menatap rintik hujan yang mengalir dengan indah namun mengapa tak ada secercah cahayapun menyertainya semua itu membuatku mengingat kembali masa lalu yang indah tlah berubah menjadi luka terdalam.
. Aku terdiam merenungi Nasib yang tak kunjung berubah sembari menatap tetes air hujan jatuh ketanah dan dengan merdunya aku merasa tenang

Minggu, 10 Mei 2015

Percaya tak percaya pada ramalan

“jangan pernah menangis karena sesuatu telah berakhir tapi tersenyumlah karena semua itu pernah terjadi”  bagiku kata-kata itu Cuma sekedar tulisan, bagaimana tidak,  mana mungkin seseorang yang telah putus hubungan bisa tersenyum karna semua itu pernah terjadi, apa sesuatu itu tak meninggalkan luka? Fiksi,,,, itu satu kata yang bisa ku ucapkan untuk kata-kata itu.
“bik, aku mau pergi dulu nanti kalau mama cari bibik bilang aja aku kerumah kinan” kataku
“baik non” jawab wanita paruh baya itu, bik iyem adalah pembantu rumah tangga dirumah kami sejak aku belum lahir, dia sudah seperti keluarga bagiku.
            Aku pergi kerumah kinan yang hanya berjarak 10 meter dari rumahku dengan sepeda, aku selalu main kerumah kinan kapanpun aku mau, entah pagi, siang atau sore orang tua kami sangat dekat jadi mereka selalu mengizinkan aku kalau mau kerumah kinan.
“ngapain cemberut gitu baca majalah?” tanyaku
“ih.. kamu kok masuk rumah orang gak permisi dulu sih, gak sopan tahu”
“biasanya juga gitu, tumben sewot, efek baca majalah ya? kalau gitu aku was was main kesini kalau kamu lagi baca majalah tar kena semprot lagi”
“lagi gak enak hati, abis ramalan bintang buat zodiak ku bulan ini lagi gak bagus”
“masih percaya aja sama zodiak, itu cuman buatan manusia dan gak bisa dipertanggung jawabkan, ngapain dipercaya”
“tapi itu selalu kejadian dihidup aku, jadi aku percaya ramalan bintang itu”
“kalau aku sih enggak, kaya anak kecil aja masih bisa dibohongin dengan tulisan kaya gitu, kekanak-kanakan tahu, nan”
“kalau kamu gak percaya ya udah yang penting aku percaya” jawabnya
Ramalan bintang, zodiak, shio apa hal semacam itu dapat dipertanggung jawabkan? Bukankah itu hanya buatan manusia? hal-hal kaya gitu kekanakan. Banyak orang mengelu-ngelukan zodiak, shio dan apalah itu. bulan baiklah bulan buruklah bukankah semua bulan itu baik. Aku masih tak percaya dengan yang namanya zodiak bagiku hal-hal seperti itu tak penting karna hanya dibuat oleh orang yang sok tahu.
            Sejak sebulan yang lalu aku dekat dengan ciko dia kakak kelasku di sekolah, dia sangat perhatian padaku, aku menyukai caranya mendekatiku elegan dan tak terkesan lebay dan membosankan. Hari ini aku pulang sekolah bersama dengannya cerita-cerita romantis di awal hubungan kami begitu mengesankan dan kami resmi pacaran saat jam istirahat ke-2 tadi, ini pertama kalinya dia mengantarku dengan predikat pacarku, sebenernya gak jauh beda saat kami pendekatan dia masih tetap hangat dan romantis, perhatian juga selalu melekat didirinya karna itu ciri khasnya.
            Sore itu aku menunggu kinan di bangku taman karena kami janjian untuk pergi ke mall,  disampingku duduk aku melihat sebuah buku yang tergeletak terlihat tua, antik tapi juga kusam, siapa yang meninggalkan buku ditempat seperti itu? aku ambil buku itu karena takut seseorang membuangnya ketempat sampah karena sampulnya yang sudah tak berbentuk.
Beberapa menit kemudian kinan datang.
“sasya, maaf ya telat, kamu udah lama ya?”
“gak lama kok, baru aja” aku menjawab dan menyembunyikan buku yang ku temukan, setelah itu kami berdua kemall sesuai kesepakatan janji kami.
            Sepulangnya dari mall aku menuju kamarku, dan aku mengingat buku yang kutemukan tadi, karena tidak ada kerjaan aku buka buku itu dan kubaca. Waw ternyata saat kubaca isi buku itu seperti sejenis dengan buku ramalan bintang tapi berbeda dibuku ini tidak terdapat nama-nama zodiaknya, tampilannya sih seperti buku harian, kubaca satu halaman buku itu hari ini, isinya juga seperti buku harian yang isinya ‘seseorang terserempet sepeda motor oleh murid baru dan mendapat luka-luka kecil’
            Keesokan harinya aku berjalan dari gerbang untuk kekelas dan saat melewati parkiran aku terserempet motor oleh seseorang yang terlihat asing bagiku walaupun aku tak terluka serius dan hanya lecet-lecet anak laki-laki itu mengantarku ke UKS.
“kamu gak papa? Aku minta maaf banget itu gak sengaja”
“gak papa kok Cuma lecet-lecet aja”
“aku anter ke UKS ya?”
“iya”
Dia memapahku ke UKS karena lututku berdarah dan aku masih sedikit syok atas kejadian tadi sampai-sampai badanku lemas dan tak bisa berdiri sendiri. Kinan yang mendengar aku terserempet motor langsung ke UKS menjengukku.
“sya, kamu gak papa, mana yang sakit, gak ada patah tulangkan?” tanyanya dengan panik
“gak papa kok Cuma lecet-lecet ples syok aja” jawabku
“ohya kamu anak baru ya kok gak pernah lihat?” aku malah penasaran pada laki-laki yang menabrakku tadi malah perhatian kinan tak kuperdulikan.
“iya aku baru pindah hari ini” jawab laki-laki itu
“kelas apa?”
“kelas 2 IPA 2, namaku kenzo”
“berarti satu kelas dong sama kita”
“benarkah, salam kenal”
“iya, salam kenal juga”
“maaf ya cara kenalan kita kaya gini”
“gak papa kok”
Sesampainya dirumah mama panik melihat penampilanku seperti ini, sampai-sampai memanggil dokter keluarga kami untuk memeriksaku, aku juga gak dibolehin masuk sekolah besok kata mama disuruh istirahat dulu. Aku membaca-baca lagi buku antik itu, aku membaca lembar kedua lanjutan dari halaman yang kubaca kemarin yang isinya ‘seseorang bertengkar  dengan pacarnya, dengan sebab yang sangat sepele’
Malam harinya ciko menelfonku dia marah-marah karena aku tidak mengabarinya saat aku terserempet motor, dan dia marah karna mendengar itu bukan dari mulutku melainkan dari kinan. Pacarku malah marah-marah disaat aku merasa sakit, itu seperti memberi garam pada luka, seharusnya kan dia mengkhawatirkanku dan memperhatikanku bukan marah-marah tak jelas dengan hal sepele seperti itu. Dulunya ramalan-ramalan itu ku anggap hal mustahil tapi kenapa aku jadi sedikit percaya pada ramalan karena kejadian akhir-akhir  ini.
            Setelah aku masuk sekolah aku bertemu dengan kinan aku menceritakan masalah yang ku alami padanya.
“nan, aku merasa bingung ples percaya gak percaya, beberapa hari yang lalu aku nemu buku antik dan isi buku itu persis terjadi padaku setelah aku membacanya bahkan gak Cuma sekali tapi udah kedua kalinya nan”
“yang bener, berarti semacam buku ramalan masa depan ya? Wow mengagumkan”
“iya sih tapi kedua-duanya Cuma kejadian buruk, aku gak mau baca lagi, entar kena sial lagi”
“baca lagi aja siapa tahu ada kejadian yang bagus”
“menurut kamu gitu ya?”
“iya”
Aku membaca buku itu lagi dan isinya ‘seseorang akan putus dengan pacarnya dan mendapat seorang pengganti yang lebih baik’ apa itu juga akan terjadi denganku? tapi apa alasannya kami akan putus, aku masih ingin tak percaya dengan buku itu.
Keesokan harinya ciko minta putus denganku dengan alasan kami tidak cocok, kenapa dia memintaku menjadi pacarnya kalau kami tidak cocok, apa itu Cuma alasannya saja agar bisa putus denganku, apa nanti aku akan mendapat pengganti ciko seperti yang dituliskan dibuku itu, entahlah aku masih menunggu hal itu menjadi nyata atau tidak.
“hai, kamu udah gak papa?” tanya laki-laki itu
“ kenzo?”
“iya ini aku kenzo, yang nyerempet kamu waktu itu, kan kita sekelas, kemarin kayaknya kamu sibuk jadi aku gak berani nyapa”
“oh iya, kemaren gak sibuk kok, lagi asyik cerita aja ke kinan, sebenernya gak papa kali kalo Cuma mau nyapa”
“oh gitu ya, aku boleh gak minta nomor hape kamu?”
“boleh, catet ya 085********8”
“makasih”
Dua minggu dia pedekate padaku dan kami resmi pacaran kemarin, buku itu benar terjadi, aku masih heran itu kebetulan atau apa, lalu sorenya aku menceritakan buku itu pada kenzo, dan dia menyarankan untuk mengembalikan buku itu ditempat aku menemukannya, aku juga menyetujui sarannya itu.
“beib, aku dulu nemu buku dan setiap aku selesai  baca buku itu aku pati ngalamin persis yang diceritain buku itu, bahkan pertemuan pertama kita itu juga tertulis dibuku itu”
“ yang bener, apa itu gak Cuma kebetulan aja?”
“enggak soalnya udah ketiga kalinya beib, terus aku harus gimana?”
“sebaiknya kamu balikin aja takutnya nanti malah jadi musyrik karna udah percaya buku itu”
“iya sih, aku juga udah mikir gitu dari kemaren-kemaren jadi aku tanya pendapat kamu”
“yaudah nanti aku temenin balikin bukunya”
“ya udah, akasih”
“gak usah makasih, kan sama pacar sendiri”
“iya, sayang”
            Sorenya aku dan kenzo ketaman tempat aku menemukan buku itu, dan aku meletakkan buku itu di bangku taman, semoga aja ada orang yang menemukan buku itu dan bermanfaat buat orang itu, setelah aku mengembalikan buku itu aku penasaran bagaimana kelanjutan hubungan kami nantinya, tapi aku tidak ingin mendahului kehendak takdir Cuma karena buku itu, tapi untuk saat ini hubungan ku dan kenzo sangat baik semoga akan terus begitu, walaupun jika kami putus nantinya aku berharap hubungan kami juga masih akan tetap baik, itu yang selalu kuharapkan pada suatu hubungan, aku hanya mampu menunggu sang waktu akan menuntun kami pada kehendak apa nantinya.
            Cinta itu pengorbanan, menunggu adalah hal biasa pada suatu hubungan, namun menunggu yang sangat dibenci banyak orang malah selalu dilakukan karna rasa ingin memiliki. Bahkan terkadang saat seseorang tahu tak akan pernah bisa memilikinya ia masih tetap setia menunggu. Ada orang yang peka namun banyak juga orang yang tak peka padahal sebenarnya ada seseorang yang mengaguminya namun ia selalu merasa tak ada yang mengaguminya dan merasa dialah sang pengagum, sehingga ada yang namanya pengagum sang pengagum. seharusnya ia telah mendapat cinta yang diinginkan, namun karna ego yang terlalu besar mereka malah saling mengagumi satu sama lain tanpa ada yang tahu perasaan satu sama lain.
            Cinta kalau dipikir secara sekilas sangat sederhana namun jika didalami cinta itu sangat rumit, hati dan pola pikirlah yang memperumitnya, semakin jauh memikirkannya pertanyaan tentang siapa yang menemukan istilah cinta menjadi muncul. Cinta... berapa banyak lagi arti tentang cinta. Entahlah... tapi yang pasti cinta didapat karna nasib dan pegorbanan orang yang menginginkannya.

THE END

Karya shela damayanti


Rabu, 29 April 2015

Apa Arti Diriku?

Aku selalu bertanya pada diriku sendiri “apa yang kau fikirkan tentang diriku?”, pertanyaan itu selalu ingin kutanyakan, dan aku ingin mendapatkan jawaban darimu, setelah 4 tahun aku mengagumi dan menyukaimu apa yang kau fikirkan tentang diriku? Sejuta alasan yang tak kumengerti seolah datang, namun bukan dari bibirmu melainkan dari banyak sudut pandang yang berbeda, aku tahu itu tak beralasan dan tak berbukti namun tingkah lakumu yang semakin memperjelas bahwa kau tak pernah menganggapku. Kau anggap aku apa??
1.     Bayangan??
Aku selalu mengagumi sosok bayangan, ia selalu tegar dan tak pernah meneteskan air mata, namun aku tak tahu bahwa sebenarnya orang yang memiliki bayangan itu menangis tersedu-sedu, kadang aku ingin menjadi bayangannya agar aku bisa setiap saat didekatnya, tapi hidup seperti bayangan tidak akan pernah bebas, ia hanya selalu mengikuti pemiliknya. mungkinkah aku seperti bayangan bagimu? Yang tidak pernah kau anggap sebagai manusia yang memiliki perasaan, aku seperti bayangan yang tidak kau akui keberadaannya. Benarkah itu yang kau fikirkan tentang aku? Entahlah aku hanya mampu menerka-nerka bahwa itu yang kau maksud tentangku, jika bukan apa arti diriku untukmu? Sahabatkah? Temankah? Kenalankah? atau bahkan orang asing??
2.      Benda??
Kadang aku juga berfikir benda selalu memiliki arti yang penting, entah itu berlian yang indah atau bulpoint yang sederhana tapi masing-masing dari mereka memiliki kegunaan yang sama pentingnya, berlian yang akan memperindah perhiasan, dan bulpoint yang akan menuntun pada keberhasilan, mereka memiliki kegunaan yang sangat penting bagi masing-masing, entah itu sepele atau luar biasa. namun apa benda-benda itu bisa mengejarmu saat kau pergi? tentu saja tidak, karena mereka tak memiliki kaki, karna itulah aku tak ingin menjadi mereka yang tak bisa mengejarmu, apakah kau menganggapku seperti bulpoint itu? Yang hanya bisa membantumu saat kau butuh tapi kau lupakan saat kau tak butuh? Atau aku seperti berlian itu? Yang hanya kau inginkan saat harga jualnya tinggi, apa kau akan menginginkan berlian itu saat harganya hanya berkisar RP.1.000,00 tidak kan? Jadi aku tak ingin menjadi benda-benda itu, kau miliki aku tapi aku tak memiliki hatimu, itu yang tidak ku inginkan.
3.      Orang asing??
Sekarang aku tak bisa menanyakan pertanyaan itu pada mu, karna kau telah pergi, padahal selama ini aku mengumpulkan keberanian untuk menanyakan pertanyaan itu padamu, kau pergi dengan pertanyaan yang belum sempat kau jawab. Aku mencarimu tapi tak pernah menemukanmu, aku hanya bisa melihat statusmu di facebook yang menandakan bahwa kau baik-baik saja, saat kukirim pesan kau tak pernah menjawabnya, apa aku benar-benar orang asing bagimu? Orang asing yang tak berhak mendapat balasan pesan darimu. Bahkan bisa mendengarmu memanggilku adalah keajaiban bagiku walau kita pernah dalam satu ruang kelas selama 2 tahun.

Bayangan, Benda, atau Orang asing semua seperti tak ada artinya bagimu, semua seperti tak kau mengerti keadaannya. Padahal mereka memiliki kelebihan masing-masing. Aku hanya ingin kau melihatku, aku tak apa-apa tak bisa menjadi pasanganmu, tapi setidaknya bolehkah aku menjadi temanmu? Agar aku selalu bisa melihatmu dan mengetahui keadaanmu.
-Shela damayanti XI AK 5-



Selasa, 28 April 2015

Cerita cinta masa itu mengalir bersama hujan


Masa SMA

               Saat aku mendengar rintik-rintik air hujan itu menetes, aku merasa kebahagiaan ku ikut menetes seiring menetesnya tetesan air yang membasahi rumahku, saat itu pula, aku merasa kembali pada memori masa laluku di SMA, tapi kini, aku tak bisa mengulang saat-saat itu lagi, aku harus sadar aku sudah menjadi mahasiswa salah satu Universitas di Bandung, masa SMA ku tidak  ada di Bandung, tapi SMA ku dulu ada di Solo, dulu aku mengira berada di Universitas akan jauh lebih baik dibandingkan  berada di masa SMA, tapi aku salah, sekarang aku seperti ingin kembali  kemasa lalu, bersama kisah cintaku yang terasa indah, kisah cinta yang telah kujalin susah payah di masa SMA berakhir sia-sia karna aku harus melanjutkan study di Universitas ini.
2010 lalu...
Masa SMA ini sebenarnya ku lalui bukan dari awal yang indah, tapi lebih tepatnya banyak kesialan yang kujalani sebelum aku mendapat kisah-kisah cinta yang indah itu.
Aku akan memulai ceritaku dari awal-awal masuk SMA, saat masa MOS aku sedikit gugup, aku tidak tahu apa yang harus ku perbuat di mos nanti, saat itu aku melihat banyak siswa baru disana dan yang lebih parahnya aku tak mengenal satu orang pun di kerumunan orang-orang itu, dalam sudut pandang yang lain orang yang kucintai muncul di antara mereka  tapi bukan kerumunan anak yang satu angkatan denganku melainkan diantara kerumunan para senior ku saat masa mos, aku cukup gila memikirkan itu, entah aku terlalu PD atau apa, tapi aku merasa dia menaruh perhatian yang berbeda pada ku, AISH.. bodohnya aku berfikiran seperti itu.
Saat aku membeli sesuatu di mini market milik sekolah aku berada satu ruangan dengannya aku merasa gugup dan salah tingkah saat itu sampai kata-katanya yang ku dengar “pelan pelan, Jangan gugup gitu dek santai aja”  “pagi” “terima kasih” sederet kata-kata sederhana itu  membuatku tak bisa melupakannya, apa lagi kata-kata itu diucapkan dengan senyuman manis yang membuatku meleleh seketika, walau hanya mengingatnya saja hati ini langsung mekar.
          Apakah kalian semua tau? Sebenarnya itu bukan kisah cinta indah yang kumaksud. Benar kata orang cinta pertama bukan berarti pacar pertama dan pacar pertama bukan berarti cinta pertama, karena cinta pertamaku tak pernah terikat oleh hubungan yang istimewa. Kisah indah itu berawal dari semester dua saat aku di kelas dua.  Emh.. Sebenarnya kisah cinta yang indah itu kini menjadi pahit dan aku tak mau menceritakan nya, tapi aku tak ingin menyimpan semua luka ini sendiri dan aku ingin membagi semua ceritaku.
          Dia muncul ketika aku berada dalam satu bis dengannya, dia seperti tipikal laki-laki yang baik dan sopan pada wanita termasuk padaku, tapi saat itu aku tak memperdulikannya, entahlah.. saat itu aku benar-benar tak memperdulikannya, masa bodoh, bersikap biasa seperti orang yang tak saling mengenal karna itulah kondisi yang sebenarnya, tapi 5 hari berturut-turut aku bertemu dengannya, dan anehnya kami dalam situasi dan kondisi yang sama latarnya pun sama sampai-sampai aku tak bisa membedakan ini rekayasa atau kebetulan semata, atau dia penasaran denganku? HUH aku tak mau pusing memikirkannya aku takut nanti aku malah jadi kepedean. Menurutku sorot matanya semakin berbeda dari pertama kali aku melihatnya, aku tak tau apa yang ada dalam fikirannya  raut wajahnya begitu ceria bertemu denganku.
          Aku tak tahu anak dari sekolah elit seperti dia bisa tertarik padaku, atau aku yang begitu PD dengan hal yang salah.
 “Hai”  Sapaan itu baru terdengar setelah 5 kali pertemuan kami yang tak begitu asing bagiku, tapi itu masih sedikit canggung untuk diucapkan, aku tak begitu  heran mendengar ia menyapaku, setelah kejadian yang lalu aku memergokinya beberapa kali mencuri-curi pandang.
 “Oh .. Hai juga” ucapku singkat menanggapinya.
“Boleh gak kalau kita kenalan”
 “aku Ern, Ohh.. maaf aku sudah mau turun, mungkin lain kali kalau kita ketemu lagi bisa kenalan lebih lanjut, sekali lagi maaf”
“Emh iya gak papa kok”
          Kemudian aku turun dari bus dengan membawa kebingungan bersamaku, entahlah aku tak mau memikirkannya lagi dan aku menyerahkan semua pada takdir,  karna takdir yang akan menuntunku nanti,
          Hari berikutnya berlalu dan tak kusangka hal yang ku serahkan pada takdir kini membuat ku bisa bertemu dengan laki-laki itu lagi hari ini, tapi dengan latar yang berbeda bukan seperti pada tempat sebelumnya, aku bertemu dengannya di sebuah restoran di MOL untuk pertama kalinya saat itu aku sedang makan bersama temanku dan di sana dia juga sedang makan dengan temannya, HUH tak ku sangka dia melihatku dan menawarkan pindah bangku lain yang hanya akan di tempati kami berdua, dia banyak bertanya-tanya  tentangku dan membuka banyak obrolan yang berisi jawaban dengan panjang lebar, dia bahkan ia meminta nomer HP ku, tapi pembicaraan kami harus berakhir mengingat hari sudah mulai malam.
          Aku tak tahu bagaimana lanjutannya begitu cepat dan rumit untuk dijelaskan yang  jelas aku ERN VISCA PUTRI sudah menjadi pacar ZRIAL ALAZXIF saat ini, emh.. hari hariku saat ini lebih berwarna saat aku di sampingnya, dia adalah orang kedua yang mampu mengobati sakit hatiku, begitu banyak sikap romantis yang ia tunjukkan padaku, kami sering makan berdua, jalan-jalan, hiking, dan hal-hal yang susah untuk ku lupakan sampai kapanpun.
 “Hai, Ern Dear lagi apa? “ ucapnya dalam telpon
 “Lagi.. lagi mikirin kamu..” ujarku dengan sedikit nada bercanda
 “Beneran? Bukannya mikirin cowok lain?” itu terdengar menuduh bagiku aku sedikit tersinggung dengan ucapannya itu.
 “Apa? Hah aku tuh tadi baik-baikin kamu loh, malah kamunya nuduh aku kaya gitu” ucapku kesal
 “jangan marah dong aku cuma bercanda tau”
 “Tau ah” ucapanku sebelum aku memutus telepon darinya
               Keesokan harinya hujan menyambutku dari tidur lelap, aku ingin terus tidur saat itu karna pagi itu terasa begitu dingin dan aku malas pergi kesekolah tapi telepon dari Zrial membuatku harus terbangun dari tidurku dia marah-marah karna aku malas bersekolah pagi itu, dia akan menjemputku agar aku bisa sampai kesekolah, alias gak bolos.
 “Aku males” ucapku pada diri sendiri.
 “Hai, yank kok cepet banget sampeknya?” tanyaku saat melihatnya sudah di depan pintu rumah.
 “Nggak  usah dipikirin, ayo berangkat” ujarnya
*   *   *

Hari kelulusan

2013
               Hari kelulusan akan segera datang dan ibuku mendaftarkanku ke Universitas di Bandung tapi bagaimana dengan Zrial?
               Saat kelulusan itu sudah didepan mata, aku menceritakan tentang kelanjutan sekolahku yang akan berjauhan dengannya, betapa susahnya aku untuk menceritakannya tanpa air mata yang menetes, tapi aku sudah cukup lama mengumpulkan keberanian, dan saat itulah hal yang tak ku sangka terugkap, Zrial benar-benar ikhlas melepas hubungan kami demi kebahagiaan satu belah pihak, walau aku hancur tapi aku tahu dia yang lebih hancur saat itu, begitu besar penyesalan yang kutinggalkan sebagai memori, yang mungkin memberi virus pada memori yang indah, aku tak sanggup menahan tangis saat mengingat bahwa aku memberi seperangkat kekecewaan dan luka disaat-saat terakhir kali bersama dengan Zrial sebagai kekasihnya.
               Hujan ia datang untuk mengantar dan memberikan ucapan selamat jalan padaku, aku seperti mendengar tangisnya saat pergi meninggalkan tempat biasanya aku bercerita tentang keluh kesahku, aku juga mendengar tangis Zrial dibalik tangisan hujan kala itu, matanya begitu sayu ia tak seperti orang yang ku kenal aku semakin berat meninggalkannya, aku semakin tak bisa menahan isak tangisku.

*   *   *

Masa kuliah

2014
               Hampir  2 semester aku berada di universitas ini tapi aku belum bisa melupakan Zrial dan belum bisa membuka hati pada orang lain.
               Pagi itu aku menjalani aktivitas ku seperti biasa bermalas-malasan menghadiri mata kuliah yang sedikit aku benci yaitu MYOB.
Saat aku melewati lorong kampus anak-anak berlarian menuju lapangan basket “kenapa sih kok pada lari gitu? Apa ada yang lagi tanding basket?” tanya ku dalam hati. Aku mengikuti anak-anak lain karena penasaran apa yang mereka mau lihat saat itu sampai-sampai mereka sangat antusias.
Dan ternyata mereka mengerumuni laki-laki yang baru pertama kali aku lihat.
“Siapa dia? Mengapa anak-anak lain mengerumuninya? Apa ada yang aneh dengan nya? Atau apa?” aku semakin bingung olehnya
Aneh anak itu malah menghampiriku ada apa ini aku bahkan tak mengenalnya.
“Ayo” ucapnya, aku tak menghiraukannya karna aku tak merasa ia berbicara padaku karna aku merasa kami belum saling kenal mengapa dia harus berbicara padaku? Tapi dia tiba tiba menarik tangan ku.
“ Hei kenapa kamu menarikku? Apa kita saling mengenal?  Apa kamu ada perlu denganku?” ucapan ku yang tak di respon sama sekali oleh nya ia hanya tersenyum saat aku bertanya.
“hei..!!!” kucapanku  semakin mengeras
“Kita sudah sampai” Ucapnya semakin membingungkanku
Aku baru sadar ternyata dia mengajakku ketaman tapi aku masih bingung mengapa dia mengajakku ketaman?
“Apa maksud kamu ngajak aku kesini?”
“Kamu masih belum inget sama aku?”
“Maksud kamu kita saling kenal? Tapi kayaknya aku baru pertama kali lihat kamu?”
“Kamu lupa ya? Aku Fano dulu kita kenalan waktu SMP pas sekolah kita ngadain acara bareng.”
“Fano..Fano..Oh Fano vadrian?”
“iya, akhirnya kamu inget juga”
“Lama gak ketemu sampek pangling, kamu beda banget jadi tambah ganteng tambah keliatan dewasa gak nyangka ini kamu”
“makasih, kamu juga tambah cantik”
“kamu kenapa disini? Ini kebetulan atau apa?”
“mungkin  ini kebetulan, rencananya aku bakal pindah di Universitas ini”

*   *   *
Masa SMP lalu

               Sekarang apa lagi takdirku? Semua ini seperti teka-teki sedikit demi sedikit terbuka dan ku ketahui, kadang aku penasaran apa lagi yang akan ku tahu, tapi kadang aku juga bosan mengapa harus ada yang seperti teka-teki? Takdir yang selalu kupercaya membuat ku bingung lagi, apa mungkin takdir mempermainkan perasaan ku, atau menguji seberapa mampukah aku menghadapi semua masalah. Ada kalanya seseorang datang tapi bisa saja ia pergi saat kita sudah bergantung padanya, kata dan tindakan perpisahan itu yang paling ku benci. Hari ini seseorang yang dulu pergi tlah datang kembali aku takut bila aku dekat dengannya aku bisa terluka lagi saat dia pergi untuk yang kedua kalinya.
               Seperti yang kurasakan saat itu, menyakitkan, dan tak terlupakan, dimana aku bergantung pada senyuman seseorang tapi aku tak bisa mendekatinya, bertahun-tahun aku diam tapi perpisahan malah menjadi akhir kisah itu, walau aku bisa bertemu dengannya tapi itu tidak seperti dulu aku bahkan tidak pernah lagi melihat senyumnya,  itu yang lebih menyakitkan.
               Ada kisah bahagia, ada kisah menyakitkan dan ada kisah mengharukan itulah cinta satu kata yang mampu mewakili ratusan kata didalamnya.
2008 lalu...
               Pagi itu aku berangkat dengan hati yang sedikit ragu apa dia nanti akan sadar bahwa aku mencintainya tapi itu tak mungkin karna sekarang jarak memisahkan kami, aku bingung mengapa aku selalu bertepuk sebelah tangan ketika mencintai seseorang.
               Pagi itu SMP Sinar mengadakan kegiatan di luar sekolah dengan SMP Cahaya, kata kawan-kawan ku sekolah yang terkenal banyak siswanya yang keren dan ganteng tapi menurutku sekolah itu biasa saja mungkin karna SMK Cahaya memiliki siswa laki-laki lebih banyak dari pada siswa perempuan,  maka mereka melebih lebih kannya.
 “Pagi sa ucapku, setiap pagi aku selalu menyapa teman-temanku sampai-sampai mereka menjulukiku miss friendly waktu SMP.
 “Pagi juga, kok kamu gak semangat gini sih kan kita ada acara bareng SMP Cahaya, banyak cowok gantengnya loh” ucapnya menggodaku tapi sayang aku masih tak peduli
 “emang kalau banyak yang ganteng dan keren kenapa? Apa coba hubungannya sama aku?”
 “Tau ah ngobrolin cowok sama kamu tuh gak yambung tau nggak,”
 “Kok ngambek gitu sih biasa aja kali” ucapku sinis
Sebenarnya saat itu aku sedikit tertarik pada acara ini, tapi apa yang membuat sekolah kami mengadakan acara bersama, beribu pertanyan menghampiri otakku.
 “Ern, ada cowok ganteng tuh ,kayaknya jalan kesini deh,” prisa  mencoba menggodaku
 “Apa sih Sa, bisa aja dia cuma mau lewatkan gak usah gitu juga kali setiap orang lewat sini kamu bilang mau nyamperin kita, jangan ke’PD’an deh” Ucapku menyanggahnya
 “enggak deh kayaknya, tukan dia bener-bener kesini” dan ternyata dia dan temannya benar-benar menghanpiri kami dia berdiri tepat didepanku, dengan senyum manisnya aku tahu dia orang yang baik dan ramah.
 “Ada apa?” tanyaku polos,
Saat itu aku mendengar salah satu temannya menyuruhnya mendekat, tapi aku tak tau menyuruhnya mendekati siapa
 “Hai,” ucapnya singkat,   aku tak merasa ke’PD’an tapi dia benar-benar seperti berbicara padaku.
 “Hei, Ern kamu kenapa sih ditanya kok gak dijawab” kata sahabatku itu.
 “Hah, aku?” kataku sembari menunjuk diriku sendiri, aku masih bingung saat itu, aku tak menyangka dia benar-benar menyapaku
 “Iya kamu, Bo..bo..boleh kenalan gak” ucapnya gugup sembari mengulurkan tangannya, mungkin dia gugup karna teman-temannya yang menyuruhnya berkenalan denganku.
 “Oh boleh kok, aku ERN VISCA PUTRI, kamu?” tanyaku balik
 “A..a..a..aku FANO VADRIAN
 “Jangan gugup gitu aku gak suka gigit orang kok” ucapku
 “Iya, oh ya nantikan jalan santai aku boleh ngobrol sama kamu gak selama perjalanan” tukasnya
 “Emh, boleh”
Kami berbincang-bincang selama perjalanan dia menanyakan kesukaanku, alamat rumah, dan nomor teleponku, kami menjadi sangat akrab saat itu, karna dia nyambung ngobrol denganku dan membuatku nyaman didekatnya aku sedikit tertarik padanya, tapi entah luka di hatiku ini masih belum terobati mungkin belum mampu menerima cinta yang baru

Satu bulan tlah berlalu
               aku merasa heran saat itu baru satu bulan aku dekat dengannya dia sudah mampu menutup luka hati ini karna cinta pertama ku yang tidak kesampaian, dengan cinta yang baru, dia begitu serius mendekatiku dan aku merasa tersanjung dengan sikap pantang menyerahnya itu, tapi aku juga takut cinta ini begitu singkat seperti singkatnya pertemuan kami waktu itu.

*   *   *

Masa kuliah

2014
               Begitu banyak cerita cinta dihidupku, dari yang membahagiakan dan menyakitkan karena hanya bisa memendamnya, bahagia tlah bisa bersamanya, dan rasa sakit telah kehilangannya. Cuplikan cerita cinta diatas hanya menjadi memori yang tersimpan dihatiku, tak satupun diantara mereka yang datang lagi dihidupku, kecuali dia yang telah menjadi cinta pertamaku. tiba-tiba dia muncul membawa nama masa lalu yang telah terukhir dihatiku, meski aku hanya ingin mempersejarahkannya dihatiku, tapi cinta kedua pada orang yang sama telah muncul kurasakan.
               Deka muncul lagi didepanku setelah lebih dari 4 tahun kami tak pernah bertemu sekalipun, rasa cinta itu seperti datang menemuiku lagi, begitu banyak yang telah berubah darinya terutama perasaannya padaku, aku tersentak tak percaya saat dia mengatakan “aku suka sama kamu, aku merasa kehilangan kamu banget setelah perpisahan kita, aku sadar aku suka sama kamu setelah kamu pergi aku merasa kehilangan kamu Ern” padaku, aku bisa merasakan rasa cinta itu juga muncul lagi dihatiku, bergejolak melebihi waktu itu saat ia menjadi cinta pertamaku, apa dia cinta pertama yang menjadi cinta sejatiku? Semoga itu benar.
               Cinta dan takdir tak akan pernah terpisahkan, walau kita berpetualang mencari cinta yang cocok, tapi jika takdir telah memilih pada cinta pertama maka cinta itu akan berubah menjadi cinta sejati, jadi jangan memperburuk hubungan dengan seseorang dimasa lalu, lapang dadalah jika ia memilih untuk pergi karna jika ia cinta sejati maka ia akan segera kembali pada kita.


THE END

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts