I.
SEJARAH,
PENGERTIAN, PEMAKAI, DAN BIDANG SPESIALISASI AKUNTANSI
A.
Sejarah Perkembangan Akuntansi
a.
Sejarah
Akuntansi
Sejarah
akuntansi dimulai sejak manusia mengenal hitungan uang dan meng¬gunakan
catatan. Pada abad XIV perhitungan rugi laba telah dilakukan pedagang-pedagang
Genoa dengan cara menghitung harta yang ada pada akhir suatu pelayaran dan
dibandingkan pada saat mereka berangkat
Tonggak sejarah akuntansi dimulai pada tahun 1494 pada saat Lucas Paciolo {Lukas dari Burgos) menerbitkan buku ilmu pasti yang berjudul “Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionality”. Dalam buku itu terdapat satu bab, berjudul ‘Tractatus de Computis et Scriptorio”. yang berisi cara-cara pembukuan menurut catatan berpasangan (double book keepingf).
Tonggak sejarah akuntansi dimulai pada tahun 1494 pada saat Lucas Paciolo {Lukas dari Burgos) menerbitkan buku ilmu pasti yang berjudul “Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionality”. Dalam buku itu terdapat satu bab, berjudul ‘Tractatus de Computis et Scriptorio”. yang berisi cara-cara pembukuan menurut catatan berpasangan (double book keepingf).
Sistem
pembukuan berpasangan ini berkembang di Eropa khususnya di Belanda yng lebih
dikenal dengan sistem kontinental. Kemudian pada abad-19, teori dan
praktik pembukuan berpasangan berkembang di Amerika Serikat menjadi Akuntansi
(Accounting). Sistem Akuntansi berkembang di Amerika Serikat ini dikenal
sebagai Sistem Anglo-Saxon.
b.
Sejarah
Akuntansi dari Abad ke Abad
Pada akhir abad XV, sejalan dengan menurunnya pengaruh Romawi,
pusat per¬dagangan bergeser ke Spanyol, Portugis, dan Belanda. Akibatnya,
sistem akuntansi yang telah dikembangkan Romawi juga ikut berpindah dan
digunakan di negara-negara tersebut. Sejak itu perhitungan rugi laba mulai
dibuat secara tahunan yang kemudian mendorong dikembangkannya penyusunan neraca
secara rutin pada akhir jangka waktu tertentu.
Pada abad XIX revolusi industri di Eropa mendorong berkembangnya akuntansi biayadan konsep penyusutan. Pada tahun 1930, New York Slock Exchange dan Ameri¬can Institute of Certified Public Accountant membahas dan menetapkan prinsip-prinsip akuntansi bagi perusahaan-perusahaan yang sahamnya terdaftar di bursa saham.
Pada abad XIX revolusi industri di Eropa mendorong berkembangnya akuntansi biayadan konsep penyusutan. Pada tahun 1930, New York Slock Exchange dan Ameri¬can Institute of Certified Public Accountant membahas dan menetapkan prinsip-prinsip akuntansi bagi perusahaan-perusahaan yang sahamnya terdaftar di bursa saham.
Akuntansi mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 1642. Akan
tetapi bukii yang jelas terdapat pada pembukuan Amphioen Societeit yang berdiri
di Jakarta sejak 1747. Selanjutnya akuntansi di Indonesia berkembang setelah UU
Tanam Paksa dihapuskan pada tahun 1870. Hal ini mengakibatkan munculnya para
pengusaha swasta Belanda yang menanamkan modalnya di Indonesia, Mereka
menerapkan sistem pembukuan seperti yang diajarkan Lucas Paciólo. Kemudian pada
tahun 1907, di Indonesia diperkenalkan sistem pemeriksaan (auditing) untuk
menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan.
Tidak banyak pembahan sistem akuntansi di Indonesia pada masa
penjajahan Jepang. Setelah kemerdekaan
pemerintah RI mempunyai kesempatan mengirimkan putra-putrinya belajar akuntansi
ke luar negeri. Sedangkan pendidikan akuntansi di dalam negeri mulai dirintis
fiada tahun 1952 oleh Universitas Indonesia yang membuka jurusan Akuntansi di
Fakultas Ekonominya. Langkah ini diikuti oleh perguruan tinggi lainnya. Pada
tahun 1954 keluarlah UU No. 34 yang mengatur pemberian gelar Akuntan.
Suatu organisasi profesi yang menghimpun para akuntan di Indonesia berdiri pada 23 Desember 1957 dan diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Organisasi ini mendirikan seksi Akuntan Publik tahun 1978 dan seksi Akuntan Pendidik tahun 1986.
Suatu organisasi profesi yang menghimpun para akuntan di Indonesia berdiri pada 23 Desember 1957 dan diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Organisasi ini mendirikan seksi Akuntan Publik tahun 1978 dan seksi Akuntan Pendidik tahun 1986.
UU Penanaman Modal Asing dikeluarkan tahun 1967 dan disusul UU
Penanaman Modal Dalam Negeri tahun 1968. Selanjutnya keduanya merangsang
berdirinya perusahaan-perusahaan baru yang mengakibatkan semakin baiknya iklim
investasi di Indonesia. Sebagai konsekuensinya, akuntansi di Indonesia
mengalami perkembangan yang pesat.
Selama ini terjadi dualisme praktek akuntansi di Indonesia. Di satu
pihak banyak perusahaan menerapkan sistem akuntansi Belanda. Di pihak lain
sistem akuntansi Amerika semakin banyak digunakan akibat semakin bergesernya
kiblat pendidikan akuntansi ke sistem Amerika serta semakin banyaknya
perusahaan yang membawa sistem Amerika masuk ke Indonesia.
Dualisme tersebut juga berpengaruh pada dunia pendidikan, terutama di tingkat pendidikan menengah. Akan tetapi, dalam Lokakarya “Pendidikan Akuntansi di Indonesia” yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, telah dicapai kesepakatan sistem pendidikan akuntansi untuk pendidikan menengah dan pendidikan tinggi yang menggunakan sistem Amerika.
Dualisme tersebut juga berpengaruh pada dunia pendidikan, terutama di tingkat pendidikan menengah. Akan tetapi, dalam Lokakarya “Pendidikan Akuntansi di Indonesia” yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, telah dicapai kesepakatan sistem pendidikan akuntansi untuk pendidikan menengah dan pendidikan tinggi yang menggunakan sistem Amerika.
B.
Pengertian
Akuntansi
a.
Menurut
American Accounting Association (AAA)
Accounting is
the process of identifying, measuring and communicating economic information to
permit information judgment and decision by users of the information. Akuntansi adalah proses mengindentifikasi/mengenali,
mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian
dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan
informasi tertentu.
b.
Menurut
American Institute of Certifiet Public Accountants (AICPA)
Accounting is
the art of recording, classifying and summarizing in a significant manner an in
terma of money, transaction and events which are, in part at least, of
financial character, and interpreting the results there of. Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan yang
tepat dan dinyatakan dalam satuan mata uang, transaksi-transaksi dan
kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya bersifat finansial dan penafsiran
hasil-hasilnya.
Berdasarkan
definisi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1)
Akuntansi
adalah proses pengindentifikasian/pengenalan, pengukuran, pencatatan, dan
pelaporan informasi ekonomi
2)
Informasi
ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna untuk penilaian dan
pengambilan keputusan bagi pihak yang memerlukan.
C.
Kegunaan
Akuntansi
Semua
orang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan. Untuk
menyederhanakannya, dapat dibagi menjadi pihak intern perusahaan dan pihak
ekstern perusahaan.
a.
Bagi
Pihak Intern
Akuntansi berguna untuk mencapai tujuan-tujuan berikut
1)
Perencanaan
Berdasarkan informasi ekonomi yang tepat, dapat disusun rencana
kerja yang baik untuk pelaksanaan kegiatan tahap berikutnya.
2)
Pengendalian
Berdasarkan rencana dan penerapan sistem akuntansi yang baik, dapat
dikontrol atau dinilai jalannya kegiatan perusahaan
3)
Pertanggung
jawaban
Setelah diadakan pencatatan terhadap semua transaksi dan kejadian,
pada akhir periode disusun laporan keuangan untuk disampaikan kepada pemilik
atau pihak ekstern lain untuk mendapatkan penilaian.
b.
Bagi
Pihak Ekstern
Akuntansi digunakan sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan
ekonomi bagi pihak yang memerlukan.
D.
Pemakai
Informasi Akuntansi
a.
Pemakai
Pihak Intern (Internal Users)
·
Manager
·
Pemimpin
b.
Pemakai
Pihak Ekstern (External Users)
·
Pemilik
perusahaan/investor
·
Calon
investor
·
Kreditor/calon
kreditor
·
Pemerintah
·
Karyawan
E.
Bidang
Spesialis Akuntansi
a.
Bidang
Akuntansi berdasarkan Tujuannya
·
Akuntansi
Keuangan (financial accounting)
·
Akuntansi
Managemen (management accounting)
·
Akuntansi
Pemeriksaan (Auditing)
·
Akuntansi
Biaya (cost accounting)
·
Akuntansi
Perpajakan (tax accounting)
·
Akuntansi
Penganggaran (budgeting)
·
Akuntansi
Pemerintahan (government accounting)
·
Sistem
Akuntansi (accounting system)
b.
Bidang
Profesi Akuntan
·
Akuntan
Publik (public accountant)
·
Akuntan
Intern (private accountant)
·
Akuntan
Pemerintah (government accountant)
·
Akuntan
Pendidikan
II.
Siklus
Akuntansi Akuntansi

A.
Pengertian
Siklus Akuntansi Pendidikan
Laporan
keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas
pengumpulan dan pengolahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan
keuangan atau ikhtisar-ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu
para pemakainya dalam membuat atau mengambil suatu keputusan. Dalam menyusun
suatu laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diterima
secara umum» prinsip-prinsip akuntansi, prosedur-prosedur, metode-metode, serta
teknik-teknik dari segala sesuatu yang dicakup dalam ruang lingkup akuntansi,
dinamakan siklus akuntansi.
Pengertian
Siklus akuntansi adalah proses penyediaan laporan keuangan organisasi selama
suatu periode tertentu. Siklus akuntansi dapat dibagi menjadi pekerjaan yang
dilakukan selama periode berjalan, yaitu penjurnalan transaksi dan
pemindahbukuan ke dalam buku besar, dan penyiapan laporan keuangan pada akhir
periode. Pekerjaan yang dilakukan di akhir periode termasuk juga mempersiapkan
akun untuk mencatat transaksi-transaksi pada periode selanjutnya.
Banyaknya langkah yang harus ditempuh pada akhir periode secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan dilakukan pada bagian akhir Walaupun demikian, pencatatan dan pemindahbukuan selama periode berjalan membutuhkan waktu lebih banyak dibandingkan dengan pekerjaan di akhir periode.
Banyaknya langkah yang harus ditempuh pada akhir periode secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan dilakukan pada bagian akhir Walaupun demikian, pencatatan dan pemindahbukuan selama periode berjalan membutuhkan waktu lebih banyak dibandingkan dengan pekerjaan di akhir periode.
B.
Alur
Proses Siklus Akuntansi Pendidikan
Seperti
telah dijelaskan di atas, siklus akuntansi merupakan serangkaian prosedur
Pengertian dan contoh kegiatan akuntansi dalam suatu periode» mulai dari
pencatatan transaksi pertama sampai kegiatan akuntan dengan penyusunan laporan
keuangan dan penutupan pembukuan secara keseluruhan, sena persiapan untuk
pencatatan transaksi periode selanjutnya.
Dalam ilmu akuntansi, secara garis besar siklus akuntansi
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Siklus akuntansi perusahaan jasa dan
siklus akuntansi perusahaan dagang. Terdapat perbedaan cukup signifikan antara
kedua siklus akuntansi tersebut. Untuk memahami lebih lanjut tentang perbedaan
bentuk siklus akuntansi perusahaan dagang dengan siklus akuntansi perusahaan
jasa, dapat dilihat pada informasi berikut:
a.
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Secara
umum bentuk siklus akuntansi perusahaan jasa meliputi :
1)
Pembuatan bukti transaksi
2)
Membuat jurnal/buku harian atas transaksi yang
terjadi sesuai berdasarkan tanggal transaksi
3)
Pemindahbukuan dari jurnal ke buku besar
(pembuatan buku besar)
4)
Membuat ayat jurnal penyesuaian
5)
Pembuatan kertas kerja
6)
Menyusun laporan keungan
7)
Membuat jurnal penutup
8)
Penutupan buku besar
9)
Neraca sisa/saldo setelah penutupan
10)
Membuat jurnal pembalik
b.
Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Secara umum bentuk siklus
akuntansi perusahaan dagang adalah sebagai berikut :
1)
Tahap Pencatatan
a)
Transaksi/Bukti transaksi
b)
Mencatat transaksi ke dalam:
v Jurnal Umum
v Jurnal Khusus
·
Jurnal penerimaan kas
·
Jurnal pengeluaran kas
·
Jurnal pembelian
·
Jurnal Penjualan
v Buku Besar Pembantu
·
Piutang usaha
·
Hutang usaha
·
Persediaan
c)
Pemindah bukuan ke Buku Besar
2)
Tahap Pengiktisaran
a)
Membuat Neraca Sisa
b)
Membuat Jurnal Penyesuaian
c)
Membuat Kertas Kerja
3)
Tahap Pelaporan
a)
Perhitungan rugi laba
b)
Perubahan ekuitas
c)
Neraca
d)
Jurnal penutup
e)
Menutup buku besar
f)
Neraca saldo setelah penutupan
g)
Jurnal Pembalik
D.
Tahapan
Siklus Akuntansi Pendidikan
Siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tahap yaitu;
a.
Tahap
Pencatatan :
Kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran bukti transaksi serta bukti
pencatatan. Kegiatan pencatatan bukti transaksi ke dalam buku harian atau
jurnal. Memindahbukukan (posting) diri jurnal berdasarkan kelompok atau
jenisnya ke dalam akun buku besar.
b.
Tahap
Pengikhtisaran :
Penyusunan neraca saldo (trial balance) berdasarkan akun akun buku besar.
Pembuatan ayat jurnal penyesuaian (adjusting entries). Penyusunan kertas kerja
(work sheet) atau neraca lajur). Pembuatan ayat Jurnal penutup (closing
entries).
c.
Tahap
Pelaporan :
laporan Surplus Oefrsit. Laporan Arus Kas. Neraca. Catatan atas Laporan
Keuangan.

1)
Transaksi Usaha
2)
Pembuatan Bukti Asli
3)
Pencatatan dalam Buku Harian
(Jurnal)
4)
Pencatatan ke Buku Besar dan
Buku Tambahan 1
5)
Neraca Lajur Penyesuaian
6)
Laporan Keuangan
7)
Jurnal Penutup
8)
Neraca Saldo setelah
penutupan.
A.
Transaksi
Transaksi usaha adalah kejadian yang dapat mempengaruhi
posisi keuangan dari suatu badan usaha dan juga sebagai hal yang handal/wajar
untuk dicatat.3 Transaksi ini biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen.
Sebagai contoh transaksi yang dapat terjadi
dalam suatu perusahaan adalah: pembayaran rekening telepon bulanan, pembelian
barang dagangan secara kredit, pembelian tanah dan gedung, dan lain sebagainya.
Suatu transaksi tertentu dapat menimbulkan
peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan transaksi lainnya. Misalnya,
pembelian barang dagangan secara kredit akan disusul dengan transaksi lainnya,
yaitu pembayaran kepada kreditor.
B.
Pembuatan
Bukti Asli
Sebagaimana disebutkan diatas transaksi yang
terjadi biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen. Suatu transaksi baru
dikatakan sah atau benar bila didukung oleh bukti- bukti yang sah, akan tetapi
harus pula disadari bahwa ada transaksi-transaksi yang tidak mempunyai bukti
secara tertulis, misalnya pencurian barang dagangan. Transaksi ini merupakan
transaksi yang bersifat luar biasa.
Semua transaksi baik yang terjadi secara rutin
atau tidak merupakan bahan untuk menyusun laporan keuangan dengan jalan
mencatat dan mengolah transaksi itu lebih lanjut.
Bukti-bukti asli yang dapat mendukung setiap
terjadinya transaksinya transaksi antara lain : kwitansi, faktur dan bentuk –
bentuk lain.
·
Kwitansi; Kwitansi
merupakan bukti bahwa seseorang atau badan hukum telah menerima sejumlah uang
tunai.
·
Faktur Penjualan atau
Pembelian; Setiap penjualan secara kredit memerlukan bukti yang disebut
faktur. Bagi si penjual faktur tersebut merupakan faktur penjualan sebaliknya
faktur yang dikirimkan kepada sipembeli merupakan faktur pembelian.
·
Bukti-bukti
lain; Disamping kwitansi dan faktur terdapat bukti lain, misalnya:
nota-nota dari Bank (nota debet atau nota kredit) , serta bukti pengirirnan
atau penerimaan barang.
C.
Pencatatan
Dalam Buku Harian (Jurnal)
Transaksi dicatat pertama kali yang disebut
Buku Harian (Jurnal). Jurnal adalah suatu catatan kronologis dari transaksi
entitas.5
Sebagaimana di tunjukkan oleh nama-nma kolom,
jurnal memberikan informasi berikut:
·
Tanggal, merupakan hal yang
sangat penting karena memungkinkan kapan terjadinya transaksi.
·
Nama perkiraan.
·
Kolom debet, menunjukkan
jumlah yang didebet.
·
Kolom kredit, menunjukkan
jumlah yang dikredit.
Proses pencatatan mengikuti lima langkah
berikut ini:
a)
Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen
sumbernya, misalnya dari slip deposito bank, penerimaan penjualan dan cek.
b)
Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi
oleh transaksi tersebut dan mengklasifikasikan berdasarkan jenisnya (aktiva,
kewajiban atau modal).
c)
Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut
mengalami penambahan atau pengurangan yang disebabkan oleh transaksi itu.
d)
Menetapkan apakah harus mendebet atau
mengkredit perkiraan.
e)
Memasukkan transaksi tersebut kedalam jurnal.
Berdasarkan kelima tahap tersebut, untuk
menjurnal transaksi yang terjadi pacta sebuah Perusahaan Pengangkutan, PT. Yudi
Makmur, yaitu menginvestasikan Rp. 50.000.000,- tunai kedalam usaha adalah
sebagai berikut:
·
Langkah 1. Dokumen sumbernya
adalah slip deposito bank dan cek milik Yudi Makmur sebesar
Rp.50.000.000,- yang diambil dari rekening langkah pribadinya di bank.
·
Langkah 2. Perkiraan yang
dipengaruhi oleh transaksi tersebut adalah Kas dan Modal Yudi Makmur. Kas
adalah perkiraan aktiva dan modal Yudi Makmur adalah perkiraan modal
pemilik.
·
Langkah 3. Kedua perkiraan
tersebut mengalami penambahan sebesar Rp.50.000.000.- Karena itu kas
didebet: yaitu perkiraan aktiva mengalami penambahan dan modal Yudi yang Makmur
dikredit yaitu: perkiraan modal pemilik yang mengalami penambahan.
·
Langkah 4. Kas didebet untuk
mencatat penambahan dalam perkiraan aktiva. Modal Yudi Makmur dikredit
untuk mencatat penambahan dalam perkiraan modal pemilik.
·
Langkah 5. Ayat jurnalnya
adalah:
Setiap ayat jurnal menunjukkan secara lengkap
pengaruh investasi dari suatu transaksi awal dari Yudi usaha. Makmur, Jika
dipelajari perkiraan kas menunjukkan suatu gambaran, yaitu debet sebesar
Rp.50.000.000,-. Setiap transaksi mempunyai suatu kredit, dan dalam contoh
sederhana ini hal itu diwakili oleh perkiraan modal.
D.
Pencatatan
Buku Besar Dan Buku Tambahan
a)
Buku Besar (Ledger)
Untuk memudahkan menyusun informasi yang akan
diberikan kepada pihak-pihak yang memerlukannya terutama pimpinan perusahaan
rnaka perkiraan-perkiraan yang sudah dihimpun didalam buku harian tersebut
harus pula dipisah-pisahkan atau digolongkan menurut jenisnya. Menggolongkan
perkiraan menurut jenis perkiraan tersebut dinamakan menyusun buku besar besar
itu merupakan penggolongan perkiraan menurut jenisnya.
Jumlah buku besar yang dimiliki perusahaan
tergantung pada banyaknya jenis perkiraan yang ditimbulkan oleh
transaksi-transaksi perusahaan tersebut, karena masing-masing jenis besarnya
sendiri- sendiri.
Judul kolom yang mengidentifikasikan perkiraan
buku besar menampilkan: Tanggal, Kolom item, Kolom debet, berisi jumlah yang
didebet, dan Kolom kredit, berisi jumlah yang dikredit.
Pemindah bukuan perkiraan memiliki buku berarti
memindahkan jumlah dari jurnal kedalam perkiraan yang sesuai dalam buku besar.
Debet dalam jurnal dipindahkan sebagai debet dibuku besar, dan kredit dalam
jurnal dipindahkan sebagai kredit dalam buku besar. Transaksi investasi awal
oleh Yudi Makrnur akan dipindahkan kebuku besar seperti tampak pada gambar 2.
b)
Buku Tambahan (Sub Ledger)
Beberapa perkiraan memerlukan penjelasan secara
terperinci untuk mendukung pas-pas Neraca dan Perhitungan Laba-Rugi. Pada
perkiraan piutang diperlukan penjelasan kepada siapa kita berpiutang (nama
langganan) dan berapa saldo masing-masing langganan. Pada perkiraan hutang
diperlukan penjelasan kepada siapa kita berhutang (nama kreditur) dan berapa
saldo masing-masing kreditur.
Untuk mengetahui perubahan saldo dari tiap-tiap
langganan/ kreditur dibukalah perkiraan untuk tiap langganan/kreditur. Kumpulan
yang dari terpisah perkiraan ini disebut buku besar tambahan (buku tambahan) .
Perkiraan masing-
masing langganan yang membentuk buku besar
tambahan disebut buku besar langganan (buku besar piutang). Demikian juga
perkiraan masing-masing kreditor yang membentuk buku besar tambahan disebut
buku besar kreditor (buku besar hutang).
Gambar 3.
|
Perkiraan piutang dalam buku besar umum
merupakan ikhtisar dari perkiraan-perkiraan buku besar tambahan, sehingga
perkiraan piutang itu disebut perkiraan kontrol (Controlling accounts) yang
mengontrol buku besar piutang. Demikian juga halnya dengan perkiraan hutang.
Sumber pencatatan buku tambahan adalah dari
buku controlling (perincian) piutang dan hutang tahun lalu dan transaksi,
sehingga apabila digambarkan tampak seperti yang terdapat pada gambar 3.
Sebagai contoh, pada PT. Yudi Makmur terdapat
buku tambahan hutang dan tambahan piutang dan buku berikut buku sebagai berikut
:
E.
Neraca
Lajur
Setelah seluruh transaksi selama periode
dibukukan di buku besar, dihitung. Setiap saldo masing-masing perkiraan dapat
perkiraan akan memiliki saldo debet, kredit, atau nol. Neraca saldo adalah
suatu daftar dari saldo-saldo perkiraan ini, dan karenanya menunjukkan apakah
total debet sama dengan total kredit. Jadi suatu neraca saldo merupakan suatu
alat untuk mengecek atas kecermatan pencatatan dan pembukuan.
Gambar 4 adalah neraca saldo dari PT. Yudi
Makmur per tanggal 31 Desember 199X.
Dalam neraca saldo terdapat hampir semua
perkiraan pendapatan dan beban perusahaan. Dikatakan hampir semua, karena masih
ada pendapatan dan beban yang mempunyai pengaruh lebih dari satu periode akuntansi. Itulah
sebabnya neraca ini disebut dengan neraca saldo yang belum disesuaikan. Untuk
itu diperlukan jurnal penyesuaian.
Jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang
dibuat pada akhir periode untuk menempatkan pendapatan pada periode dimana
pendapatan tersebut dihasilkan dan beban pada periode dimana beban itu terjadi.
Jurnal penyesuaian akan membuat pengukuran laba
periode tersebut lebih akurat dan memperbaharui perkiraan Aktiva dan Kewajiban
sehingga memiliki nilai sisa yang tepat bagi laporan keuangan. Dengan kata
lain, melalui jurnal penyesuaian dapat ditimbulkan perkiraan yang tidak
kelihatan.
Perkiraan-perkiraan yang memerlukan penyesuaian
antara lain ialah:
a)
Biaya-biaya yang masih harus dibayar
b)
Pendapatan yang masih harus diterirna
c)
Biaya-biaya yang dibayar lebih dahulu
d)
Pendapatan yang diterima lebih dahulu
e)
Penyusutan bangunan, mesin-mesin dan lain-lain
f)
Pemakaian perlengkapan (office supplies dan
store supplies)
g)
Kemungkinan piutang tidak dapat tertagih
h)
Persediaan Barang dagangan.8
Contoh di bawah ini mengikhtisarkan ayat jurnal
penyesuaian dari PT. Yudi Makmur yang dibuat pada tanggal 31 Desember.
Inforrnasi yang diperoleh untuk membuat ayat
jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 199X adalah:
a)
Pendapatan jasa belum diterima Rp. 250.000
b)
Perlengkapan yang masih dimiliki perusahaan Rp.
400.000
c)
Sewa dibayar dimuka yang telah terpakai Rp.
1.000.000
d)
Penyusutan meubel Rp. 275.000
e)
Beban gaji terhutang Rp. 950.000
f)
Jumlah pendapatan jasa diterima dimuka yang
dapat dianggap sebagai pendapatan Rp. 150.000
Untuk mencatat
pendapatan jasa diterima dimuka yang dapat diakui
Sebagai pendapatan.
F.
Laporan
Keuangan
Cara penyiapan laporan keuangan yang terbaik
adalah mempersiapkan laporan laba rugi terlebih dahulu, disusul dengan laporan
perubahan posisi keuangan dan terakhir adalah neraca. Elemen penting yang harus
ada dalam laporan keuangan adalah: nama perusahaan, nama laporan, tanggal atau
periode yang dicakup laporan, rangka laporan tersebut.
Panah-panah yang terdapat dalam Gambar 5, 6 dan
7, menunjukkan hubungan antara laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
keuangan dan neraca.
a)
Laporan laba rugi mencerminkan laba bersih atau
kerugian bersih yang diperoleh dengan mengurangkan beban dari pendapatan.
Karena pendapatan dan beban juga merupakan perkiraan Laporan Perubahan Posisi
Keuangan, maka selisih antara pendapatan dan beban tersebut (laba/kerugian
bersih) akan dipindahkan kedalam Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Jika
diperhatikan, laba, bersih pada Gambar 5 sebesar Rp.3.525.000,- menambah modal
pemilik dalam gambar 6. Suatu kerugian bersih akan mengurangi modal pemilik
b)
Modal adalah dalam neraca, jadi nilai sisa
akhir dalam Laporan Perubahan Posisi Keuangan akan dipindahkan kedalam neraca.
Nilai ini merupakan elemen keseimbangan yang paling akhir dalam neraca. Hal ini
dapat ditelusuri melalui nilai Rp. 31.575.000,- pada gambar 6 ke gambar 7.
G.
Jurnal
Penutup
Jurnal Penutup ialah ayat jurnal yang
memindahkan nilai sisa pendapatan, beban, dan pengambilan pribadi dari
masing-masing perkiraan ke dalam perkiraan modal.9
Pendapatan yang akan menambah modal pemilik dan
beban serta pengambilan pribadi akan mengurangi modal pemilik. Pada saat ayat
penutup dipindah bukukan maka perkiraan modal akan menyerap dampak dari nilai
sisa perkiraan sementara tersebut. Walau demikian, pendapatan dan beban akan
dipindahkan terlebih dahulu kedalam perkiraan yang bernama Ikhtisar Laba Rugi,
yang akan mengumpulkan jumlah total debet dari seluruh jumlah beban dan total
kredit dari seluruh jumlah pendapatan pada periode tersebut. Perkiraan Ikhtisar
lata rugi merupakan suatu "tempat penyimpanan" sementara yang akan
digunakan pada proses penutupan. Kemudian nilai sisa dari Ikhtisar laba rugi
tersebut akan dipindahkan kedalam modal. Langkah-langkah penutupan perkiraan
suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
a)
Mendebet setiap perkiraan
Pendapatan sebesar nilai sisa kreditnya. Mengkredit Ikhtisar laba rugi sebesar
jumlah total pendapatan. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total pendapatan
kedalam sisi kredit dari Ikhtisar laba rugi.
b)
Mengkredit setiap perkiraan
beban sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah
total beban. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total beban ke dalam sisi debet
dari Ikhtisar laba rugi.
c)
Mendebet Ikhtisar laba rugi
sebesar nilai sisa kreditnya dan mengkredit perkiraan modal.
d)
Mengkredit perkiraan
Pengambilan Pribadi sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet perkiraan modal
pemilik perusahaan.
Untuk mengambarkan hal diatas, misalnya Yudi
Makmur menutup buku pacta akhir Desember, maka jurnal penutupnya adalah:
H.
Neraca
Saldo Setelah Penutupan
Siklus akuntansi akan
berakhir dengan neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo setelah penutupan
adalah pengujian terakhir mengenai ketepatan penjurnalan dan pemindah bukuan
ayat jurnal penyesuaian dan penutupan. Seperti halnya neraca saldo yang
terdapat pada awal pembuatan neraca lajur, neraca saldo setelah penutupan
adalah daftar seluruh perkiraan dengan nilai sisanya. Langkah ini dilakukan
untuk meyakinkan bahwa buku besar berada pada posisi yang seimbang untuk
memulai periode akuntansi berikutnya. Neraca saldo setelah penutupan diberi
tanggal perakhir periode akuntansi dimana
laporan tersebut dibuat.
Isi perkiraan Neraca adalah nilai sisa akhir
dari daftar permanen yaitu perkiraan neraca: aktiva, kewajiban dan modal.
Didalamnya tidak termasuk perkiraan sementara, seperti perkiraan pendapatan,
beban atau pengambilan pribadi, karena nilai sisa perkiraan tersebut telah
ditutup (gambar 8).
I.
Simpulan
Siklus Akuntansi adalah suatu
proses pembuatan laporan keuangan perusahaan untuk suatu periode tertentu.
Dimulai dengan terjadinya transaksi transaksi yang dicatat dan dikumpulkan
secara sistematis.
Transaksi-transaksi yang beranekaragam
sifatnya, umumnya dicatat dalam bukti-bukti formil yang catatan-catatan
selanjutnya.
Dari bukti-bukti asli tersebut kemudian
diadakan dalam Buku Harian (jurnal) . Selanjutnya dipindahkan ke Buku Besar
(Ledger). Pemindahan Buku Harian ke Buku Besar merupakan klasifikasi menurut
sifat masing-masing transaksi dalam perkiraan-perkiraan. Disamping Buku Besar
terdapat pula Tambahan (Sub Ledger) yang memperinci tiap gabungan dalam Buku
Besar. Buku Tambahan ini antara lain Buku Piutang, Buku Hutang, Buku
Persediaan, dan lain – lain.
Pada akhir
tahun suatu masa (akhir tahun) atau akhir setengah tahun dari buku daftar
kertas kerja (Work Sheet) yang memuat semua perkiraan dalam buku Besar. Kertas
Kerja ini sekaligus dipakai untuk menyusun Perhitungan Laba-Rugi dan Neraca
setelah diadakan pembetulan-pembetulan seperlunya dan pemindahan pos-poss
tertentu yang disebut dengan penyesuaian (adjustment).Setelah Kertas Kerja
selesai disusunlah Laporan Keuangan berupa Neraca, Laporan Laba Rugi, dan
Laporan Perubahan Posisi Keuangan.
0 komentar:
Posting Komentar