Rabu, 22 April 2015



Seniorku Juniorku Juga
Karya Shela damayanti

Sesuatu harus didasari dengan kerja keras, pantang menyerah dan selalu bertanggung jawab itu semua akan menjadikan kesuksesan selalu menghampiri kita.
Setahun yang lalu aku seorang mahasiswa semester satu di universitas jaya bakti, aku sangat ingin bisa menghasilkan uang, kerja paruh waktu pun akan ku jalani, suatu saat aku melamar pekerjaan disuatu mall di bandung aku sekedar mencoba melamar sebagai asisten manager keuangan, tentu saja itu mustahil ku dapatkan apa lagi aku melamar pekerjaan hanya dengan ijasah SMK jurusan Akuntansi, tapi aku tidak putus asa, aku mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh. Beberapa hari surat lamaran ku pun akhirnya ditanggapi, lumayan cukup gugup membukanya walaupun aku tak terlalu berharap. Wow amazing, ternyata aku diterima disana seneng ples gak nyangka banget.
Sekarang aku sudah setahun bekerja di Shinee mall beruntung sekali aku bisa mencapai posisi Wakil manager di sana, karna kekosongan posisi itu aku mengikuti tes untuk mencapai posisi Wakil manager, takdir memang selalu berpihak padaku.
Hari ini ada mahasiswa tahun pertama yang menjalani OSPEK, hari ini juga mahasiswa tahun terakhir menjalani magang kerja, aku dengar akan ada 10 mahasiswa Universitasku yang magang kerja di kantor Shinee mall.
“Killa, tolong kekantor saya sekarang?” bu Ana atasanku yang menjabat sebagai manager keuangan memintaku dari telefon untuk keruangannya.
“Oh baik bu” jawabku
Tok...tok...tok...  aku mengetok pintu ruangan bu Ana
“ ada apa ibu memanggil saya?” tanyaku
“ hari ini akan ada mahasiswa magang di sini, kamu tolong menjadi pembimbing mereka selama magang, apa kamu bisa?” tanya bu ana
“ baik bu, insya allah saya bisa, apa ada yang ibu mau katakan lagi?” tanyaku
“oh tidak ada, kamu bisa kembali keruangan kamu” kata bu ana
“baik permisi” jawabku, sembari keluar dari ruangan kerja bu ana
Aku bingung apa aku bisa membimbing mereka, padahal mereka para seniorku di kampus, bagaimana bisa seniorku menjadi juniorku disini? Aku benar-benar gugup, ya tuhan inikah takdirku? Tapi aku akan berusaha keras untuk bisa membimbing mereka, agar mereka bisa magang dengan baik dan bisa menerima pembelajaran ini. Amin.
            Tok...tok...tok... aku mendengar seseorang mengetuk pintu ruanganku ternyata gilfa sekertarisku muncul dari balik pintu.
“ada apa fa?” tanyaku
“permisi bu, diluar para mahasiswa magang sudah datang, apa mereka disuruh masuk atau ibu yang menemui mereka?” tanya gilfa
“ suruh mereka masuk saja” jawabku
“baik bu” jawab gilfa, ia langsung keluar dan menyuruh mereka untuk menemuiku di ruang kerja.
Tok...tok...tok...
“iya silahkan masuk” kataku
“permisi bu kami mahasiswa magang dari universitas jaya bakti,” kata salah seorang ketua kelompok mereka.
“oh iya saya sudah tahu, saya yang akan membimbing kalian selama magang disini,”kataku aku menghela nafas sejenak untuk sedikit mengurangi kegugupanku “saya Killa menjabat sebagai wakil manager keuangan disini, mungkin ada diantara kalian yang tahu saya, tapi bukan sebagai pegawai disini?” sambungku.
“bukankah ibu mahasiswa semester tiga di universitas kami, sepertinya dulu saya yang menjadi senior anda” jawab salah seorang mahasiswa diantara mereka.
“iya saya mahasiswa semester tiga, memang saya pagi kuliah dan siang kerja disini saya harap kalian gak akan menyepelekan saya karna dikampus saya junior kalian tapi disini sebagai senior kalian apa kalian mengerti?,” jelasku pada mereka.
“kami mengerti” jawab mereka bersamaan
Mereka adalah sekumpulan anggota senat di kampus dan ketua kelompok mereka adalah ketua senat umum, dulu aku sangat mengaguminya karna kedewasaan, dan wibawanya. Sungguh benar-benar kebalikan suasana masa lalu.
Hari ini aku ada kuliah siang, aku sudah memiliki izin keluar kapanpun waktunya setelah aku menyelesaikan pekerjaanku, karna yang lebih penting menurut perusahaan adalah tanggung jawab, asal mereka mampu memegang tanggung jawab dengan benar mereka diizinkan dan dibebaskan. Motto dari perusahaan bukan memperkerjakan mereka yang berpendidikan tinggi tapi mereka yang mampu dan mereka yang bertanggung jawab, karna pemilik perusahaan juga bukan orang yang berpendidikan tinggi jadi jika calon pegawai mampu melewati tes yang ada mereka akan diterima oleh perusahaan yang penting mereka mempertanggung jawabkannya itulah yang dikatakan pemilik.
Dulu aku juga heran bisa mengalahkan lulusan D1, D2,D3,S1,S2, ini memang keberuntungan yang tidak akan pernah kulupakan sampai kapanpun.
“gilfa, tolong kamu bimbing mereka, saya mau kekampus dulu, kalau ada apa-apa kamu bisa hubungi saya” kataku
“baik bu” jawabnya
Sesampainya di kampus aku bertemu dengan Kiara sahabatku, ia selalu ada untukku saat susah maupun senang, dia juga tahu aku seorang wakil manager malah ia jadi sering minta traktiran padaku mentang-mentang aku bisa mentlaktirnya, tapi tak apa yang penting duwitnya ada.
“ra kekantin yuk aku tlaktir” ajakku
“tumben kamu mau nlaktir aku sebelum aku minta?” katanya
“ ngajak salah emang? Aku mau cerita sama kamu aja” jawabku
“gak salah lah malah tiap hari aja, ya udah ayo” kata kiara
            Sesampainya dikantin, aku menceritakan kalau kak difoza ketua senat itu menjadi juniorku di kantor, dia sangat iri sekali denganku saat aku menceritakan padanya, emang sih itu suatu anugerah tersendiri bagiku, sesudah kami bercerita ples selesai makan kami mengikuti kelas, didalam kelas dia menanyaiku persisnya seperti mengintrogasi, tapi maaf ya kiara kamu nanya tapi gak aku tanggepin ya kan lagi serius malah ngajak ngobrol.
            Selesai kuliah aku kembali kekantor, begitulah kehidupan sehari-hariku bolak-balik kantor, kampus, rumah, sesampainya dikantor aku melihat mereka semua hanya duduk manis sepertinya tidak ada kerjaan, aku juga sebenernya udah gak ada kerjaan karna sudah kuselesaikan tadi.
“kalian udah gak ada kerjaan?” tanyaku
“iya bu, apa ibu bakal ngasih kami kerjaan?” tanya salah seorang dari mereka
“kalian keruangan saya” kataku sembari masuk ruanganku
“kalian boleh nanya saya apa yang ingin kalian tahu” kataku
“maksud ibu?”
“kalian magang disini untuk proses pembelajarankan, jadi kalian boleh nanya apa yang kalian mau tahu” ulangku lagi
“gak ada yang mau kami tanyakan sih bu” kata difosa sebagai ketua kelompok
“berarti kalian gak butuh pembelajaran dong, ya terus ngapain pekek magang kalo kalian udah handal? ngapain cari bahan presentasi kalau kalian udah tahu?” kataku agak kecewa dengan jawaban itu.
“kalau saya jadi kalian saya akan nanya apa saja usaha untuk menarik para konsumen? bagaimana sistem kerja disini? Bagaimana pembuatan laporan keuangan yang benar? Mungkin masih banyak lagi pertanyaan yang lain”sambungku agak sinis
“maaf ta...”
“udah jam pulang, kalian boleh pulang” sahutku memotong perkataannya, aku sudah terlanjur kecewa jadi aku langsung menyuruh mereka pulang.
            Tiga bulan sudah mulai berakhir masa  magang mereka juga sudah segera usai, setelah aku menegur mereka dulu mereka jadi banyak ingin tahu dan bertanya apa yang mereka ingin tahu, itu juga menjadikan aku dan difoza semakin dekat, beberapa hari lalu juga dia meminta bantuan ku untuk mengerjakan presentasi mereka, aku sangat senang bisa membantunya, lama kelamaan aku semakin merasa ia adalah laki-laki dambaan bagi wanita, apa aku mulai menaruh rasa suka padanya, gak lah entar gak kesampeyan sakit hati lagi.
“killa tolong keuangan saya” kata bu ana dalam telfon
“baik bu saya akan segera kesana” jawabku
Tok...tok...tok... aku mengetuk pintu ruangan bu ana
“ ada apa ibu memanggil saya?” tanyaku
“kamu tolong wakilkan saya untuk seminar di universitas jaya bakti, kamu bisakan?” tanya bu ana
“iya bu saya bisa, lagi pula itu juga kampus saya” jawab ku
“yaudah makasih ya?” kata bu ana
“iya bu saya permisi” kataku sembari berbalik meninggalkan ruangan itu.
Saat itu aku langsung berangkat kekampus untuk seminar, gimana cepet dapet pacar kalau sibuk terus kaya gini, apa aku harus terus-terusan pacaran sama pekerjaan? Aku lelah,.. sesampainya di kampus aku langsung menuju ruang seminar kata bu ana aku memberi seminar pada mahasiswa semester 5 dan 6 lagi-lagi harus menyeniori seniorku, lagi-lagi jadi gugup didepan seniorku, kenapa seniorku lagi-lagi jadi juniorku?
Setelah seminar selesai aku tak puas dengan apa yang aku sampaikan tadi, hah aku melewatkan kata-kata yang penting karna terlalu gugup.
“kiara, aku tadi gugup banget” kataku pada sahabat ku itu
“yaudah lah kamu tadi udah keren kok” kiara mencoba menghiburku
“Killa... tunggu....” kata seseorang yang baru saja keluar dari ruang seminar
“loh kak Wildan ada apa, gak tau-taunya negor aku” kataku pada wakil senat itu
“aku Cuma mau bilang, kamu tadi keren banget” kata kak wildan
“makasih, atas pujiannya” kataku
“iya sama-sama”katanya
            Beberapa minggu kak wildan deketin aku terus, lama-lama entar jangan-jangan dia jadi penguntit lagi, hemmt apa dia terpesona sama aku diseminar waktu yang lalu, jarang-jarang ada cowok deketin aku kaya gitu, jadi terharu, kalo dia kaya gini terus lama-lama aku bisa suka lagi sama dia.
“kill, aku tuh benar-benar suka sama kamu, kamu mau nggak jadi pacar aku?” kata kak wildan mengungkapkan perasaannya sama aku
“aku udah tahu kok keliatan dari gelagat kakak yang terang-terangan deketin aku” jawabku
“jadi kamu mau gak jadi pacar aku?” ia mengulang pertanyaannya
“tapi aku selalu sibuk kak, entar kakak gak aku perhatiin lagi” kataku
“itu gak masalah yang penting kamu jadi pacar aku” jawabnya
“kasih aku waktu buat mikirin ini” pintaku
“ok aku kasih waktu tapi sampai besok aja ya” katanya
“iya” jawabku
Keesokan harinya aku menemui kak wildan untuk memberi jawaban, aku berfikir semalaman dan akhirnya kata “iya” menjadi keputusanku. Dan kami resmi pacaran huh walau aku selalu sibuk akhirnya aku punya pacar, dan kak wildan pacar pertamaku, aku seneng semoga sikap perhatiannya gak akan berubah. Tuhkan akhirnya aku gak jadian sama kak difoza malah sama wakil nya kak difoza yaitu kak wildan, coba kalau aku tetep suka sama kak difoza pasti bakal patah hati benertuh sama kak difoza yang udah jadi pacar kak ambar sekertaris senatnya. Takdir yang selalu menolongku, thanks god atas pengganti yang lebih baik.
Cinta itu gak usah dicari atau diarepin semakin dicari dan diarepin malah akan semakin menjauh dan pastinya meninggalkan jejak luka, mending kita serahin aja sama yang udah ngatur entar juga bakal dateng dengan sendirinya di situasi apapun, kapanpun,siapapun, dan dimanapun.

THE END

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts